MODUL 2.3 COACHING

 



LEMBAR KERJA MODUL 2.3

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.     Mengingat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi komunitas belajar di sekolah

2.     Menganalisis kebutuhan-kebutuhan di dalam komunitas belajar serta langkah-langkah dalam kegiatan komunitas belajar dan Tujuan Komunitas Belajar

 

Bapak/Ibu Guru, selamat datang pada kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang supervisi yang ada di sekolah

 

Menurut anda apakah supervisi akademik telah berjalan secara efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar anda sebagai pendidik??

Supervisi akademik sebelum menggunakan pengelolaan kinerja di PMM, belum efektif, karena supervisi akademik dijadikan ajang untuk menilai dan mencari kesalahan atau kekurangan guru yang di supervisi. 

 

Tantangan apa yang paling sering Anda hadapi dalam membantu rekan guru atau murid berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuannya?

Dalam membantu rekan guru atau murid berkembang dan belajar sesuai dengan kemampuannya, beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:

  1. Perbedaan Gaya Belajar: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Mengidentifikasi dan menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa bisa menjadi tantangan.
  2. Motivasi dan Keterlibatan: Mempertahankan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar sangat penting. Beberapa siswa mungkin merasa kurang bersemangat atau tertarik, yang bisa menghambat perkembangan mereka.
  3. Resistensi Terhadap Perubahan: Rekan guru atau siswa mungkin enggan menggunakan pendekatan baru atau metode yang berbeda. Membangun kesadaran dan dukungan untuk perubahan tersebut adalah kunci.
  4. Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, keterbatasan dalam sumber daya seperti materi ajar, alat bantu, atau waktu bisa membatasi kemampuan dalam memberikan dukungan yang optimal.
  5. Komunikasi yang Efektif: Menyampaikan umpan balik dan instruksi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima dengan baik oleh rekan guru atau siswa juga merupakan tantangan penting.
  6. Pengelolaan Waktu: Menyisihkan waktu untuk memberikan perhatian individual kepada setiap rekan guru atau siswa dalam suasana yang sering kali padat dan penuh tuntutan bisa menjadi sulit.
  7. Dukungan Emosional: Beberapa siswa atau rekan guru mungkin membutuhkan dukungan emosional lebih dari sekadar akademis, dan hal ini kadang terasa sulit untuk dipenuhi.

 

 

 

Harapan:

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

1.     Untuk Diri Sendiri

  1. Peningkatan Kompetensi: Harapan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pedagogis, sehingga dapat mengajarkan dengan lebih efektif dan inovatif.
  2. Kepemimpinan yang Inspiratif: Berharap bisa menjadi pemimpin yang mampu menginspirasi rekan-rekan guru dan siswa untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Refleksi Diri: Meningkatkan kemampuan untuk melakukan refleksi diri secara berkala, memahami keberhasilan dan area yang perlu ditingkatkan dalam praktik pengajaran.
  4. Kesejahteraan Emosional: Mengharapkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, serta menjaga kesehatan mental dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.

 

 

2.     Untuk Peserta Didik

  1. Semangat Belajar yang Tinggi: Berharap siswa dapat menunjukkan antusiasme dan komitmen dalam proses belajar, sehingga mereka termotivasi untuk mengeksplorasi pengetahuan baru.
  2. Pengembangan Karakter: Mendorong siswa untuk tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai positif, seperti kerjasama, empati, dan tanggung jawab.
  3. Kemandirian dalam Belajar: Mengharapkan siswa belajar untuk menjadi pembelajar mandiri, mampu mencari informasi dan mengejar tujuan belajar mereka secara proaktif.
  4. Keberagaman dan Inklusi: Mendorong pemahaman dan penerimaan terhadap perbedaan, sehingga siswa dapat hidup dan belajar dalam lingkungan yang inklusif dan saling menghormati.

 

3.     Untuk Sekolah

  1. Lingkungan Belajar yang Positif: Menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung kreativitas, kolaborasi, dan pertumbuhan bagi semua anggota komunitas sekolah.
  2. Pengembangan Kurikulum yang Responsif: Berharap sekolah dapat mengadaptasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman, serta mendorong pembelajaran yang lebih aktif.
  3. Dukungan Sumber Daya: Meningkatkan dukungan dalam hal sumber daya, baik materi ajar maupun alat bantu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
  4. Keterlibatan Komunitas: Mendorong keterlibatan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan, sehingga tercipta kemitraan yang saling mendukung.

 

4.     Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

  1. Sesi Pelatihan Praktis: Mengadakan sesi pelatihan yang langsung melibatkan praktik coaching, seperti role-playing dan simulasi situasi nyata yang dihadapi pendidik.
  2. Diskusi Kelompok: Memfasilitasi diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam melaksanakan coaching di kelas.
  3. Mentoring Pair: Membentuk pasangan mentor-mentee di antara pendidik untuk saling memberikan dukungan dan umpan balik dalam penerapan teknik coaching.
  4. Observasi Kelas: Mengadakan kegiatan observasi di kelas di mana pendidik bisa mengamati praktik coaching yang efektif dan merefleksikan pengalamannya setelah itu.
  5. Studi Kasus: Menggunakan studi kasus yang relevan sebagai bahan diskusi untuk menganalisis tantangan dalam coaching dan cara terbaik untuk mengatasinya.

 

 

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.         Merefleksikan hasil implementasi konsep dalam bentuk aksi nyata di kelas/sekolah lewat blog

2.         Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di kelas/sekolah

 

Pada tahapan ini silahkan Bapak/Ibu merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dalam bentuk artikel reflektif dengan pertanyaan pemandu sebagai berikut :

1.       Apa yang paling menarik atau baru bagi Anda dalam materi ini?

v  Pendekatan Berbasis Empati: Banyak program coaching terbaru menekankan pentingnya empati dalam interaksi antara coach dan coachee. Pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana membangun hubungan yang mendukung dan penuh empati dapat mengubah dinamika dalam proses pembelajaran.

v  Teknik Pertanyaan Berdaya Guna: Menggunakan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan merenungkan ide-ide mereka sendiri adalah teknik yang sering kali baru bagi pendidik. Teknik ini dapat meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri siswa.

v  Pengembangan Kecerdasan Emosional: Banyak materi coaching terbaru berfokus pada pentingnya kecerdasan emosional, baik bagi pendidik maupun siswa. Memahami bagaimana mengenali dan mengelola emosi dapat berkontribusi positif dalam lingkungan belajar yang lebih baik.

v  Pengaturan Tujuan yang Dinamis: Materi terbaru sering kali menyoroti pentingnya menetapkan dan meninjau kembali tujuan secara berkala. Pendekatan ini membantu siswa tetap terfokus dan termotivasi, serta mengajarkan mereka untuk menyesuaikan tujuan sesuai dengan kemajuan mereka.

v  Penerapan Teknologi dalam Coaching: Dengan kemajuan teknologi, banyak materi coaching yang membahas penggunaan alat digital dan aplikasi untuk mendukung proses coaching. Hal ini bisa menarik, terutama bagi pendidik yang ingin mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik mereka.

v  Coaching Berbasis Bukti: Konsep menggunakan data dan hasil pembelajaran untuk mendukung dan mengarahkan proses coaching menjadi pendorong yang menarik. Pendekatan ini membawa fokus yang lebih ilmiah dalam memahami bagaimana coaching dapat memengaruhi hasil belajar.

v  Refleksi Diri yang Terstruktur: Materi coaching terkini memberikan panduan lebih lanjut mengenai pentingnya refleksi diri bagi pendidik dan bagaimana melaksanakan refleksi dengan cara yang terstruktur untuk peningkatan berkelanjutan.

v  Strategi untuk Pengelolaan Rintangan: Menyediakan teknik dan strategi untuk membantu siswa menghadapi dan mengatasi rintangan serta tantangan dalam proses belajar mereka sering kali menjadi elemen yang sangat relevan dan menarik.

 

2.       Bagaimana Anda memahami konsep supervisi akademik dengan pendekatan coaching?

Konsep supervisi akademik dengan pendekatan coaching mengintegrasikan prinsip-prinsip coaching dalam praktik supervisi untuk meningkatkan kinerja pendidik dan hasil belajar siswa. Berikut adalah beberapa cara untuk memahami konsep ini:

v  Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Dalam supervisi akademik dengan pendekatan coaching, fokusnya adalah pada pengembangan profesional pendidik. Ini melibatkan dialog terbuka dan kolaboratif antara supervisor dan guru, di mana mereka bersama-sama mengeksplorasi tantangan, menetapkan tujuan, dan merencanakan langkah-langkah untuk perbaikan.

v  Pendekatan Kolaboratif: Berbeda dengan supervisi tradisional yang cenderung bersifat top-down, pendekatan coaching menekankan kolaborasi. Supervisor bertindak sebagai coach yang mendengarkan, memberi umpan balik konstruktif, dan membantu pendidik menemukan solusi untuk masalah yang mereka hadapi.

v  Refleksi Diri: Coaching dalam supervisi akademik mendorong pendidik untuk melakukan refleksi diri terkait praktik mengajar mereka. Dengan pembimbingan yang tepat, pendidik dapat mengevaluasi metode dan strategi pengajaran mereka, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

v  Fokus pada Kemandirian dan Inisiatif: Pendekatan coaching menekankan pentingnya membuat pendidik lebih mandiri dan bertanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri. Dengan memberikan mereka alat dan teknik untuk mengatasi tantangan secara mandiri, mereka dapat merasa lebih berdaya dan termotivasi.

v  Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif: Dalam konteks supervisi akademik, umpan balik yang diberikan dalam pendekatan coaching bersifat positif dan membangun. Ini mendorong pendidik untuk melihat feedback sebagai alat untuk pertumbuhan, bukan sebagai kritik.

v  Pengaturan Tujuan SMART: Proses coaching dalam supervisi akademik membantu pendidik menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbasis waktu (SMART). Ini memberikan arah yang jelas untuk pengembangan dan pencapaian hasil yang diinginkan.

v  Peningkatan Hubungan dan Komunikasi: Dengan pendekatan coaching, hubungan antara supervisor dan pendidik bisa lebih terbuka dan komunikatif. Ini menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan aman bagi pendidik untuk berbagi tantangan dan pencapaian mereka.

v  Fokus pada Hasil Siswa: Pada akhirnya, tujuan dari supervisi akademik dengan pendekatan coaching adalah untuk meningkatkan hasil pendidikan siswa. Ketika pendidik didukung dan dipandu untuk berkembang, siswa akan mendapat manfaat dari praktik pengajaran yang lebih baik.

 

3.       Bagaimana pendapat Anda, mengenai supervisi akademik dengan pendekatan coaching berbeda dengan pendekatan supervisi tradisional?

Supervisi akademik dengan pendekatan coaching berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif dan mendukung, yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan profesional berkelanjutan, sedangkan pendekatan tradisional lebih fokus pada pengawasan dan penilaian yang dapat memicu rasa takut atau keraguan pada guru.

4.       Ceritakan pengalaman Anda dalam menerapkan pendekatan coaching dalam supervisi akademik di kelas atau sekolah Anda!

v  Dengan menerapkan pendekatan coaching, saya melihat peningkatan kepercayaan diri guru dalam pengajaran mereka, peningkatan keterlibatan siswa, dan pengembangan metode pengajaran baru yang lebih inovatif. Guru merasa lebih didukung dan termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan praktik mereka.

v  Menggunakan pendekatan coaching dalam supervisi akademik tidak hanya meningkatkan kinerja individu, tetapi juga menciptakan budaya kolaboratif di sekolah yang berfokus pada pertumbuhan dan perbaikan berkelanjutan.

 

5.       Apa tantangan yang Anda hadapi saat menerapkan pendekatan ini dan bagaimana Anda mengatasinya?

Adapun cara mengatasi melalu konsep :

  1. Resistensi dari Guru:

v  Tantangan: Beberapa guru mungkin merasa skeptis terhadap pendekatan coaching, berpikir bahwa itu hanya cara lain untuk menilai atau mengaudit kinerja mereka.

v  Strategi: Penting untuk menjelaskan tujuan coaching secara jelas dan menunjukkan bahwa fokusnya adalah pada pengembangan pribadi dan profesional. Membangun hubungan saling percaya melalui komunikasi terbuka dapat membantu mengurangi sikap skeptis.

  1. Kekurangan Keterampilan Coaching:

v  Tantangan: Beberapa individu mungkin tidak memiliki keterampilan coaching yang memadai, membuatnya sulit untuk menjalani proses coaching secara efektif.

v  Strategi: Mengikuti pelatihan tentang teknik coaching dan keterampilan komunikasi bisa sangat membantu. Berkolaborasi dengan profesional yang berpengalaman dalam coaching juga bisa memberikan wawasan tambahan.

  1. Sikap Negatif atau Stagnasi:

v  Tantangan: Beberapa guru mungkin merasa terjebak atau stagnan dalam metode pengajaran mereka dan enggan untuk mencoba pendekatan baru.

v  Strategi: Mendorong lingkungan yang mendukung inovasi dan risiko terukur. Mengadakan workshop berbagi praktik terbaik dan mengundang guru yang telah berhasil menerapkan perubahan dapat memberikan inspirasi

 

6.       Bagaimana respons dari guru atau rekan kerja Anda terhadap pendekatan coaching yang Anda terapkan?

Pendekatan coaching yang diterapkan adalah :

a.     Respons Positif

v  Meningkatnya Kepercayaan Diri: guru lebih percaya diri dalam mengajar.

v  Penerimaan terhadap Umpan Balik : menerima dan melaksanakan umpak balik beserta RTL

v  Keterlibatan yang Lebih Tinggi

v  Peningkatan Kolaborasi

b.     Respons Negatif

v  Skeptisisme atau Ketidakpercayaan: masih tetap melakukan prinsip sendiri.

v  Kekhawatiran terhadap Waktu dan Beban Kerja: masih merasa kurang waktu dalam mengajar.

v  Resistensi terhadap Perubahan: tidak mau meningkatkan diri sendiri.

v  Kurangnya Keterlibatan: hanya mendengarkan saja tidak berinteraksi.

 

7.       Apa dampak dari penerapan supervisi akademik dengan pendekatan coaching terhadap Anda secara pribadi maupun profesional?

Penerapan supervisi akademik dengan pendekatan coaching dapat membawa dampak yang sangat positif, mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional. Ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk berkembang dan belajar, baik sebagai pendidik maupun sebagai pribadi. Dengan demikian, coaching tidak hanya memperbaiki praktik pengajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup secara keseluruhan.

 

 

 



LEMBAR KERJA MODUL 2.2

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Menggali pemahaman awal guru terhadap konsep disiplin murid

Bentuk kegiatan:

Membuat cerita reflektif dengan pertanyaan pemantik

Bapak/Ibu guru hebat bagaimana usaha Bapak/Ibu dalam menerapkan disiplin pada murid? Apakah dalam bentuk hukuman, hadiah atau bentuk lainnya. Lalu bagaimana hasilnya terhadap kedisiplinan murid? Apakah berlaku jangka Panjang atau jangka pendek?. Pada bagian ini Bapak/Ibu dapat menceritakan pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan disiplin pada murid.

Cerita Reflektif Bapak/Ibu guru dalam mendisiplinkan murid

 

Cerita reflektif saya dalam mendisiplinkan murid bukan dengan kekerasan tetapi dengan membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran. Semua aturan dan sanksi sudah dibicarakan di awal, sehingga semua murid harus paham dan mentaati kesepakatan kelas yang dibuat bersama. Pada saat pembuatan, saya sebagai Guru terbuka dengan masukan dari murid. Sehingga semua murid menerima dan harus mentaati kesepakatan yang dibuat bersama. Jika suatu saat ada murid yang melanggar kesepakatan kelas, konsekuensi dengan sangsi yang sudah disepakati bersama. Tetapi bila seorang murid yang melanggar tersebut meminta keringanan maka saya sebagai Guru akan mengembalikan kepada forum kelas, apakah semua murid memberikan keringanan atau tidak. Karena murid saya adalah anak yang sudah beranjak dewasa : SMA/ SMK maka saya akan kembalikan ke forum, biar forum yang akan memutuskan. Karena hal ini selalu saya lakukan maka semua murid menerima dan pastinya ini akan menjadi efek jera untuk murid yang melanggar. 

 

 

Harapan:

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

1.     Untuk Diri Sendiri

Harapan saya sebagai Guru adalah ingin menanamkan kepada murid sikap dan sifat bertanggung jawab dengan pilihan mereka, tidak mudah untuk melanggar, ada kesadaran dari internal. Saya pun akan menjadi pribadi yang lebih berempati kepada semua murid, paham dengan situasi dan sifat semua murid saya. Tidak menjadi Guru yang ditaktor, ditakuti. Tapi menjadi guru yang bisa menjadi teman tapi tetap dihargai dan dihormati. karena tetap ya posisi Guru bukan bestie tapi tempat untuk bertanya, sehingga masalah murid dapat diselesaikan, bukan menjadi guru yang ditakuti dan dihindari oleh semua murid. 

 

2.     Untuk Peserta Didik

  Harapan saya untuk semua murid adalah murid dapat menjadi pribadi yang bertanggungjawab dengan pilihannya, menerima konsekuen yang sudah disepakati bersama. Dapat menempatkan diri sehingga tidak selalu minta di maklumi, tetapi dapat berempati dengan lingkungan. Murid menjadi sadar secara internal untuk taat dengan kesepakatan kelas. Murid dapat berlatih menjadin seorang yang dewasa yang bisa membedakan mana yang baik atau tidak. Dan murid mempunyai rasa percaya diri untuk bisa hidup mandiri di lingkungan. 

 

3.     Untuk Sekolah

Harapan saya terhadap sekolah, sekolah bisa menjadi tempat nyaman bagi ,murid dan Guru, menjadi rumah kedua untuk murid. Sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk bisa berkolaborasi antar sesama murid, murid dengan Guru. Menjadi tempat ternyaman untuk menimba ilmu, untuk mencari pengalaman sehingga nantinya semua murid dapat hidup di dunia yang keras dan dapat menjadi pribadi yang mandiri dan solutif. 

 

4.     Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

   Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan dari modul ini adalah saya bisa belajar bagaimana saya melaksanakan disiplin positif kepada semua murid- murid saya. Saya dapat lebih berempati dengan semua keadaan murid saya yang beragam. Saya lebih menyadari bahwa kesepakatan kelas sangat di perlukan supaya Kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar dan nyaman. 

 

 

 

 

Lihatlah tabel di bawah ini dan tuliskan nilai kebajikan yang dituju dari peraturan yang tercantum di kolom sisi kiri. Masih ingat bahwa nilai-nilai kebajikan universal merupakan nilai-nilai lintas budaya, bahasa, suku bangsa, maupun agama seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan lain-lain. Peraturan-peraturan yang tercantum di sisi kiri tidak terbatas pada peraturan yang ditemui di kelas atau sekolah, namun peraturan yang biasa kita temui di masyarakat.

Peraturan

Nilai Kebajikan yang Dituju

Kembalikan barang ke tempatnya

Tanggung jawab

Dilarang Mengganggu Orang Lain

Peduli, kehormatan, menghargai

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

Disiplin

Dilarang Melakukan Kekerasan

Kasih saying, keselamatan

Dilarang Menggunakan Narkoba

Peduli, kesehatan

Bergantian atau menunggu giliran

Kesabaran

Dilarang Merokok

Peduli, Kesehatan, kasih sayang

Gunakan masker

Kesehatan, keselamatan

Berjalan di kelas dan koridor

Keamanan, peduli, disiplin

 

 

PRAKTIK BAIK (Best Practic) MENGGUNAKAN METODA STARD (Situasi Tantangan Aksi Reaksi & Dampak)



Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)

Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Guru Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMKN 4 Bandung

Lingkup Pendidikan

Fase E

Tujuan yang ingin dicapai

Kemampuan guru untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, Teks Cerpen dengan cara membandingkan unsur – unsur yang ada pada 2 teks Cerpen

Penulis

Nana Suryana

Tanggal

5 Agustus 2024

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah

1.    Guru kurang mengeksplorasi pembelajaran inovatif, guru kurang menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti video,Google Foam,Google Class Room, sehingga guru merasa jenuh.

2.    Guru sudah dapat memahami materi pembelajaran cerpen akan tetapi, guru masi merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran tersebut dikarenakan kurang menariknya media pembelajaran yang di gunakan guru.

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa guru perlu berinovasi dalam penggunaan model serta metode yang bervariasi serta media pembelajaran yang bervariasi pula agar dapat menanmbah motivasi belajar guru terhadap pembelajaran cerpen.

 

Mengapa Praktik ini penting untuk dibagikan? Karena saya bisa berbagi pengalaman pada orang lain jika ada yang mengalami permasalahan yang sama dengan saya,bisa menjadi contoh tentang praktik pembelajaran dengan menggunakan media,metode dan strategi dan memotivasi guru lain untuk berbuat terbaik bagi para guru.

 

Yang menjadi Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah : Peran saya sebagai guru yang harus merancang modul ajar, media, LKPD, Evaluasi, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan modul yang dibuat,menentukan solusi dari masalah yang sudah teridentifikasi dengan menentukan solusi terbaik untuk menyelesaikan akar permasalahan yang sudah teridentifikasi serta mengaplikasikan solusi yang sudah ditemukan dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai

Yang menjadi tantangan dalam untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

 

tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

1.    Pengalaman guru yang terbatas, Guru sebelumnya belum terbiasa menggunakan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran sehari – hari, sehingga ketika menggunakan model pembelajaran PBL ada beberapa fase pembelajaran yang terlewati dan tidak sesuai dengan model pembelajaran PBL itu sendiri.

2.    Guru belum terbiasa dengan model pembelajaran PBL sehingga ada guru yang

masi merasa malu ketika diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah dalam aksi praktik baik ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan metode Discovery Learning dengan langkah kegiatan sebagai berikut:

Orientasi pada Masalah

Guru menyajikan masalah yang harus dipecahkan oleh guru Guru memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau tautan yang diperlukan dalam pemecahan masalah

Mengorganisasi guru

1.    Melakukan apersepsi dengan materi sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari

2.    Peserta didik dibagi dala 3 kelompok

3.    Guru membaca dan mengamati teks         cerpen

“ Pelita Hati yang Kerontang” yang ditampilka

 

Membimbing penyelidikan

1.  Guru mengklasifikasikan struktur dan ciri – ciri yang terdapat dalam cerpen yang di baca

2.  Guru mengidentifikasi nilai – nilai yang terdapat dalam cerpen.

3.  Guru membacakan hasil diskusi kelompok yang telah dikerjakan

Mengembangkan dan Menyajikan Hasil

1.            Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan,guru mencatat hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD.

2.            Setelah persiapan selesai, guru mencermati dan menemukan unsur intrinsik yang terdapat dalam 2 cerpen tersebut

 

Menganalisis Mengevaluasi

1.            Guru membandingkan unsur intrinsik yang terdapat dalam teks cerpen 1 dan 2

2.            Guru mempresentasikan hasil diskusi mengenai unsur intrinsik pada cerpen tersebut

3.            Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, guru mengirimkan LKPD kepada guru melalui WA grup

4.            Selanjutnya, guru mengerjakan evaluasi dari guru melalui WA grup terhadap proses kegiatan pembelajaran cerpen yang telah dilakukan.

 

Strategi yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual,

 

 

(Rusman, 2012 : 187) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola – pola yang mewujudkan makna.

Langkah – langkah dalam menyelesaikan tantangan dengan menggunakan strategi model kontekstual adalah:

1.    Guru mengarahkan guru untuk mengembangkan pemikirannya.

2.    Guru diajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru.

3.    Memancing reaksi guru untuk melakukan pertanyaan -  pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu guru.

4.    Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok.

5.    Guru memberikan ilustrasi materi dengan media yang ada.

6.    Guru dan guru melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.

7.    Guru melakukan evaluasi.

 

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah

1.    Guru

2.    Guru

3.    Kepala sekolah

4.    Tema sejawad.

5.    Dosen dan Guru Pamong.

 

Sumber daya atau materi yang diperlukan adalah PPT materi Cerpen dan Wa Grup

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),menggunakan media PPT dan WA grup,sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dan tidak terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran berlangsung keaktifan guru meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, walaupun masih ada guru yang belum terlibat aktif dalam diskusi kelompok.

 

Apakah hasilnya efektif? Atau tidk efektif? Mengapa?

Hasilnya efektif karena ada perbaikan hasil belajar guru dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran, guru memiliki pengalaman belajar yang belum dilakukan sebelumnya, dan guru juga lebih aktif selama proses pembelajaran.

 

Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan adalah:

Respen Kepala Sekolah dan teman sejawad sangat antusias,positif dan selalu mendukung.

 

Apa yang menjadi faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

 

 

Guru mengalami perbaikan hasil belajar dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran, guru menjadi paham tentang pengertian cerpen,struktur,ciri,nilai dan unsur – unsur yang terdapat dalam materi cerpen, perbaiakan pembelajaran yang akan diterapkan guru pada rencana aksi 2 dan dukungan yang diberikan oleh bapak dosen dan guru pamong.

 

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

Guru dapat mendesain pembelajaran inovatif, mulai dari membuat modul ajar, LKPD, Evaluasi dan media ajar berbasis TPACK (PPT dan WA grup) membuat aktivitas pembelajaran lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman guru

terhadapa materi dan kegiatan pembelajaran yang lebih baik dan maksimal.

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Guru Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMKN 4 Bandung

Lingkup Pendidikan

Fase E

Elemen : Berbicara dan Mempresentasekan

Tujuan yang ingin dicapai

Guru mampu mengkreasikan teks sesuai dengan norma kesopanan dan budaya Indonesia dengan cara membacakan Teks Editorial

Penulis

Nana Suryana

Tanggal

5 Agustus 2024

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah Dalam kegiatan Praktek pengalaman Lapangan Aksi 2 ini saya mengambil materi tentang Teks Editorial dengan menggunakan model pembelajaran Projek Based Learning dan metode Discovery Learning dimana dalam sintaknya guru wajib

menghasilkan sebuah projek atau karya pada akhir pembelajaran inti,sehingga guru wajib membimbing dan memotivasi guru agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik agar guru mampu menghasilkan produk atau karyanya sendiri,akan tetapi hal tersebut tidak terlepas dari peran saya sebagai guru, saya sebagai guru harus mampu memberikan media ajar dan juga memvasilitasi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran ini dengan baik agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bisa terlaksana sesuai dengan yang diharapakan.

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa guru perlu berinovasi dalam penggunaan model serta metode yang bervariasi serta media pembelajaran yang bervariasi pula agar dapat menanambah motivasi belajar guru terhadap pembelajaran Teks Editorial.

 

Mengapa Praktik ini penting untuk dibagikan?

Karena saya bisa berbagi pengalaman pada orang lain jika ada yang mengalami permasalahan yang sama dengan saya,bisa menjadi contoh tentang praktik pembelajaran dengan menggunakan media,metode dan strategi dan memotivasi guru lain untuk berbuat terbaik bagi para guru.

 

Yang menjadi Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah : Peran saya sebagai guru harus merancang modul ajar, media, LKPD, Evaluasi, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan modul yang dibuat,menentukan solusi dari masalah yang sudah teridentifikasi dengan menentukan solusi terbaik untuk menyelesaikan akar permasalahan yang sudah teridentifikasi serta mengaplikasikan solusi yang sudah ditemukan dengan pembelajaran menggunakan model Projek Based Learning (PjBL).

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Yang menjadi tantangan dalam mencapai tujuan tersebut adalah:

3. Pengalaman guru yang terbatas, Guru sebelumnya belum

terbiasa menggunakan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran sehari – hari, sehingga ketika

 

 

menggunakan model pembelajaran PjBL ada beberapa fase pembelajaran yang terlewati.

4.      Guru kurang konsentrasi sehingga materi yang disampaikan belum tersampaikan dengan baik.

5.      Guru belum terbiasa dengan model pembelajaran PjBL sehingga guru, masi merasa malu ketika diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

6.      Guru tidak ada perhatian pada saat guru menjelaskan tentang materi Teks editorial.

7.      Guru Pasif pada saat melakukan diskusi kelompok

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah

1.      Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran dan fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran

2.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran teks editorial.

3.      Guru memancing guru untuk bertanya

4.      Guru membimbing guru dalam menyelesaikan proyek yang dikerjakan

5.      Guru memonitoring guru dalam menyelesaikan proyek yang dikerjakan

6.      Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.

Strategi pembelajaran mandiri

Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak guru melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna.

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

 

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah

6.      Guru

7.      Guru

8.      Kepala sekolah

9.      Teman sejawad

10.  Dosen pembimbing

11.  Guru pamong.

Sumber daya atau materi yang diperlukan adalah PPT materi Teks Editorial, Video Teks Editorial

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa

pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dalam menerapkan model pembelajaran Projek Based Learning (PjBL),menggunakan media PPT dan Video Teks Editorial,sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dan tidak terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran berlangsung keaktifan guru meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PjBL, walaupun masih ada beberapa guru yang pasif dalam kegiatan pembelajaran ini misalnya pada saat guru menyampaiakn materi konseptual,pada saat diskusi kelempok berlangsung dan pada saat mempresentasikan hasil diskusi mereka.

 

 

Apakah hasilnya efektif? Atau tidk efektif? Mengapa? Hasilnya efektif karena ada perbaikan hasil belajar guru dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran, guru memiliki pengalaman belajar yang belum dilakukan sebelumnya, dan guru juga lebih aktif selama proses pembelajaran.

 

Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan adalah: Respon Kepala Sekolah dan teman sejawad sangat antusias,positif dan selalu mendukung.

 

Apa yang menjadi faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

Guru mengalami perbaikan hasil belajar dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran, guru menjadi paham tentang pengertian,struktur dan ciri teks editorial yang terdapat dalam materi Teks Editorial.

 

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? Guru dapat mendesain pembelajaran inovatif, mulai dari membuat modul ajar, LKPD, Evaluasi dan media ajar berbasis TPACK (PPT dan Video Teks Editorial) membuat aktivitas pembelajaran lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman guru terhadapa materi dan kegiatan

pembelajaran yang lebih baik dan maksimal.

 

 



 Mangga kangge boss Pencak Silat O2SN

👇👇👇👇👇

https://youtu.be/sp-gxlNdsg4