MODUL PKG PJOK 1.2.b.1 ELABORASI PEMBELAJARAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA BERBASISI KEKUATAN DALAM PEMBELAJARAN PJOK - PPG PJOK

 

1.2.b.1. Elaborasi Isi - Pembelajaran Pemanfaatan Sumber Daya Berbasis Kekuatan Dalam Pembelajaran PJOK

·       Batas waktu Tidak ada batas waktu

 

·       Jumlah Soal 2

Soal 1

Bagaimana cara Ibu/Bapak melakukan proses pembelajaran PJOK,  apakah masih menggunakan pendekatan berbasis kekurangan atau sudah menggunakan pendekatan berbasis kekuatan?

Jawaban :

Saya sudah melakukan proses pembelajaran PJOK dengan pendekatan berbasis Kekuatan, karena dengan berbasis kekuatan salah satunya adalah Ketersediaan sumber daya sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian tujuan sekolah. Sumber daya sekolah yang dimiliki akan mempermudah peserta didik untuk mendapatkan haknya dan sumber daya juga sangat besar pengaruhnya dalam mendukung kualitas pembelajaran di sekolah. Peserta didik akan lebih mudah menguasai suatu konsep dengan memanfaatkan sumber daya yang lengkap yang dimiliki sekolah

 

Soal 2

Bagaimana Ibu/Bapak dapat menerapkan pendekatan berbasis aset untuk memaksimalkan potensi  dalam mendukung proses pembelajaran PJOK yang berpihak kepada peserta didik ?

Jawaban :

Saya menerapakan pendekatan berbasis aset untuk memaksimalkan potensi dalam pembelajaran PJOK berikut cara saya untuk menerapkannya :

1. Memanfatkan sumberdaya manusia

2. Memanfaatkan sarana baik yang ada di dalam maupun di luar sekolah

3. Meningkatkan perangkat proses pembelajaran

4. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan terhadap sekolah

5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

 


MODUL PKG PJOK 1.1.b.1.a. ELABORASI PENGENALAN REFLEKSI PKG PJOK Bag. 3

 

1.1.b.1.a. Elaborasi Isi - Pengenalan Refleksi

 

Ayo kita analisis cerita tentang pak Raga berikut ini!

Pak Raga adalah guru PJOK yang atletis, enerjik, dan antusias.  Pak Raga sudah mengajar selama 8 tahun tentang bagaimana caranya menembak bola ke ring basket.  Biasanya sebelum memulai proses pembelajaran, pak Raga akan memberikan tanda x di lapangan untuk digunakan peserta didik sebagai tanda posisi menembak bola dan meletakkan tiang sebagai penanda setinggi apa peserta didik harus melompat untuk menembakkan  bolanya ke ring basket. 

Tujuan pembelajaran untuk materi ini sudah dituliskan di papan tulis portabel agar bisa dibaca oleh semua peserta didik.  Di awal pembelajaran pak Raga menjelaskan tentang seluruh kriteria sukses tentang Teknik menembak bola, menjelaskan tentang keamanannya, dan meminta anak untuk saling membantu dalam kelompok berpasangan. Peserta didik secara berpasangan diminta untuk berperan sebagai pelatih dan atlet, dimana mereka akan bergantian peran.

Saat peserta didik menjadi pelatih maka peserta didik ini akan mengobservasi bagaimana temannya melakukan praktik menembak bola.

Pada lemparan awal mereka harus melakukan dengan cara merendahkan lutut dan memastikan bahwa mereka mengerti tentang melenturkan jari dan telapak tangan, dorongan dari lengan, mata fokus pada ring basket sebelum mereka berada di titik menembak bola yang sudah disediakan.  Di akhir pelajaran, setiap peserta didik sudah berhasil meningkatkan teknik mereka dan menembak bola.

 

·       Praktik Mengajar yang dilakukan pak Raga sangat luar biasa bagus sesuai dgn alur pembelajaran dan strategi pembelajaran juga berfariatif,jika dihubungkan dengan praktik mengajar diri saya pada praktik mengajar PJOK kurang lebih sama tapi sedikit  ada fariasi dlm tekhnik semisal tekhnik melempar bola dgn mengunakan 1 tangan dan tekhnik menggunakan 2 tangan untuk bahan pertimbangan hasil.tapi secara keseluruhan sangat bagus.

·       Refleksi yang saya lakukan dalam pembelajaran melempar bola basket dari kasus diatas diantaranya tentang tekhnik awal melempar  bola dari mulai posisi kaki dalam keadaan benar2 ditekuk,posisi jari2 yang lentur dan yg terakhir vokus pd pandangan mata pada titik  ring keranjang.bagi siswa yang belum mengusai tekhnik yg dibenarkan untuk diberikan arahan yang tepat dan jadikan teman sejawatnya yg menjadi model,Bagi siswa yang sudah menguasai tekhnik diberi motifasi untuk lebih ditingkatkan kemampuannya dlm bermain basket dan dijadikan model teman sejawatnya.sehingga saling kerjasama/kolaborasi.

 

Praktik mengajar Pak Raga dalam cerita tersebut menunjukkan pendekatan yang sangat terstruktur dan detail dalam mengajarkan teknik menembak bola ke ring basket. Beberapa aspek yang dihighlight dari metode mengajar Pak Raga adalah persiapan yang matang, instruksi jelas dan terstruktur, fokus pada teknik dan keselamatan, serta evaluasi dan feedback yang konstruktif. Pertama, dalam persiapan yang matang, Pak Raga menyediakan tanda X di lapangan untuk posisi menembak dan tiang penanda tinggi lompatan. Tujuan pembelajaran juga ditulis di papan tulis portabel agar bisa dibaca oleh semua peserta didik, memastikan semua siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka.

Instruksi yang diberikan oleh Pak Raga sangat jelas dan terstruktur. Ia menjelaskan kriteria sukses tentang teknik menembak bola, termasuk aspek keamanan yang harus diperhatikan. Pak Raga juga menggunakan sistem pembagian peran di mana peserta didik bergantian berperan sebagai pelatih dan atlet. Metode ini mendorong kerjasama dan observasi antar peserta didik, sehingga mereka tidak hanya belajar dari pengalaman pribadi tetapi juga dari mengamati teman-teman mereka. 

Fokus pada teknik dan keselamatan sangat diperhatikan oleh Pak Raga. Ia memberikan penjelasan rinci tentang langkah awal yang harus dilakukan, seperti posisi lutut, lenturan jari dan telapak tangan, dorongan dari lengan, dan fokus mata sebelum menembak. Dengan demikian, peserta didik dapat memahami dan menerapkan teknik yang benar secara konsisten.

Dalam hal evaluasi dan feedback, Pak Raga memastikan bahwa peserta didik yang berperan sebagai pelatih mengobservasi temannya dengan seksama, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memastikan teknik yang diajarkan diterapkan dengan benar. Di akhir pelajaran, terdapat peningkatan yang signifikan dalam teknik menembak bola oleh setiap peserta didik, menunjukkan efektivitas metode pengajaran yang digunakan.

Dikaitkan dengan praktik mengajar PJOK saya selama ini, sebagian besar langkah pembelajaran saya sudah menerapkan metode seperti yang dilakukan Pak Raga. Namun, saya menyadari bahwa masih perlu belajar lebih banyak, terutama dalam penekanan khusus pada keterlibatan peserta didik dalam proses pengajaran melalui observasi dan umpan balik. Saya belum selalu mendorong kerja sama dan interaksi positif antar peserta didik untuk menebalkan kebermaknaan nilai dalam pembelajaran yang saya pimpin.

Jika saya menjadi Pak Raga, refleksi yang akan saya lakukan setelah mengajar mencakup beberapa aspek penting untuk memastikan efektivitas pengajaran dan peningkatan diri sebagai pendidik. Pertama, refleksi terhadap perencanaan dan persiapan: apakah semua alat bantu (tanda X, tiang penanda) sudah disiapkan dengan baik dan efektif digunakan selama pelajaran? Apakah tujuan pembelajaran yang ditulis di papan tulis portabel cukup jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik? Kejelasan instruksi juga harus dievaluasi: apakah instruksi tentang teknik menembak bola sudah disampaikan dengan jelas dan mudah diikuti oleh peserta didik? Apakah peserta didik memahami kriteria sukses dan keselamatan yang telah dijelaskan?

Selanjutnya, refleksi terhadap proses pembelajaran meliputi interaksi dan kerjasama: apakah metode pembelajaran berpasangan efektif dalam membantu peserta didik memahami teknik menembak bola? Bagaimana peserta didik berinteraksi satu sama lain saat mereka berperan sebagai pelatih dan atlet? Pemahaman dan penerapan teknik juga harus dievaluasi: apakah peserta didik dapat menerapkan teknik yang diajarkan dengan benar setelah mendapatkan instruksi? Apakah ada peserta didik yang mengalami kesulitan? Jika ya, apa yang menyebabkan kesulitan tersebut dan bagaimana saya bisa membantunya lebih baik?

Refleksi terhadap evaluasi dan feedback meliputi efektivitas observasi dan umpan balik: apakah peserta didik yang berperan sebagai pelatih mampu memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu temannya memperbaiki teknik? Apakah saya memberikan cukup kesempatan bagi setiap peserta didik untuk berlatih dan menerima umpan balik? Peningkatan keterampilan juga harus dievaluasi: apakah ada peningkatan yang signifikan dalam teknik menembak bola dari awal hingga akhir pelajaran? Apakah semua peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?

Refleksi terhadap pengelolaan waktu dan kelas mencakup manajemen waktu: apakah waktu yang disediakan untuk setiap bagian dari pelajaran cukup dan proporsional? Apakah saya bisa mengatur waktu dengan baik sehingga semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berlatih? Pengelolaan kelas juga harus dievaluasi: bagaimana suasana kelas selama pelajaran? Apakah peserta didik tetap fokus dan antusias? Apakah ada gangguan atau masalah disiplin yang perlu diperhatikan dan bagaimana saya menanganinya?

Rencana tindakan untuk perbaikan meliputi peningkatan materi dan metode: apakah ada cara untuk membuat instruksi dan materi pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami? Apakah ada metode pembelajaran lain yang bisa saya coba untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik? Pengembangan profesional juga harus diperhatikan: apakah ada pelatihan atau sumber daya lain yang bisa saya manfaatkan untuk meningkatkan keterampilan mengajar saya? Bagaimana saya bisa terus mengembangkan diri untuk menjadi guru PJOK yang lebih baik?

Dengan melakukan refleksi seperti ini, saya dapat mengidentifikasi area yang sudah baik dan area yang perlu diperbaiki, sehingga proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi peserta didik.

 


MODUL PKG PJOK 1.1.b.1.a. ELABORASI ISI - PENGENALAN REFLEKSI - PPG PJOK Bag 1

 

1.1.b.1.a. Elaborasi Isi - Pengenalan Refleksi

 

Ibu/Bapak pada sesi pembelajaran kali ini, kita akan banyak melakukan elaborasi isi dengan menelaah konsep dasar secara asinkron, tentang apa itu refleksi, bagaimana menuliskan refleksi yang lebih baik, dan beberapa model penulisan refleksi yang bisa kita gunakan. Ibu/Bapak akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk melihat Kembali ke diri kita apa yang sudah kita ketahui tentang refleksi ini. Sebelum melakukan telaah isi materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini.

Pertanyaan pemantik:

1.     Apa yang telah Ibu/bapak pahami apa yang dimaksud dengan refleksi?

2.     Menurut Ibu/Bapak apakah menulis refleksi akan bermanfaat dalam penerapan pembelajaran PJOK? Jelaskan alasannya!

3.     Bagaimana Ibu/Bapak menuliskan refleksi berkaitan dengan profesi kita sebagai guru PJOK selama ini?

4.     Seberapa penting menulis refleksi dan kaitannya dengan pembelajaran PJOK? Tuliskan alasannya.

5.     Apakah refleksi berdampak bagi diri kita? Bagaimana dampak refleksi menurut Ibu/Bapak?

 

1.     Refleksi merupakan rangkaian kegiatan berdasarkan dari kejadian itu sendiri yang dilakukan sesudah dihadapi atau dijalankan berdasarkan temuan-temuan ,baik hasil yang diharapkan atau yg diluar prediksi dengan tujuan akan ada perbaikan atau evaluasi sehingga menghasilkan prodak yang lebih bagus

2.     Menurut pendapat saya menulis Refleksi sangat bermanfaat untuk penerapan pembelajaran PJOK,sejauh ini saya membiasakan melakukan refleksi pd pembelajaran pjok untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kemampuan peserta didik.sehingga kedepannya agar dapat ditingkatkan atau dikembangkat kemampuan dari masing-masing peserta didik.

3.     Melalui refleksi ini, saya menyadari bahwa menjadi seorang guru PJOK bukanlah hanya tentang mengajarkan keterampilan fisik, tetapi juga tentang membentuk karakter dan memberikan inspirasi kepada para siswa. Saya bersyukur atas kesempatan ini dan berkomitmen untuk terus meningkatkan diri saya agar bisa memberikan yang terbaik bagi perkembangan peserta didik.

4.     Menulis refleksi sangatlah penting dalam konteks pembelajaran PJOK karena membantu guru untuk secara aktif memeriksa dan mengevaluasi praktik pengajaran mereka, serta memperbaiki pendekatan mereka ke depan. Berikut beberapa alasan mengapa menulis refleksi berhubungan erat dengan pembelajaran PJOK:Evaluasi Diri,Pembelajaran Berkelanjutan,Peningkatan Kualitas Pengajaran,Mengukur Kemajuan Siswa.

5.     Refleksi memiliki dampak yang signifikan bagi diri kita sebagai guru PJOK. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa dirasakan dari praktik refleksi:Peningkatan Kesadaran Diri (Ini membantu kita untuk lebih memahami identitas profesional kita dan bagaimana hal itu memengaruhi interaksi dengan siswa).Peningkatan Keterampilan Pembelajaran: Dengan merenungkan pengalaman pengajaran kita, kita dapat mengidentifikasi apa yang telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Ini membantu kita dalam proses pembelajaran berkelanjutan dan meningkatkan keterampilan pengajaran kita secara keseluruhan.



MODUL PKG PJOK 1.1.b.1.a. ELABORASI ISI - PENGENALAN REFLEKSI - PPG PJOK Bag. 2

 


1.1.b.1.a. Elaborasi Isi - Pengenalan Refleks

 

Mengapa Kita Melakukan Refleksi?

Refleksi sebetulnya sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, memikirkan tentang apa yang sudah terjadi, apa yang membuat itu terjadi, bagaimana kita menghadapi atau mengatasi kejadian tersebut.  Dalam peran kita sebagai guru, fokus kita adalah merefleksikan sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan dapat dilihat dari sisi bagaimana bertemunya antara teori dengan praktik untuk meningkatkan kesadaran kita atas praktik pembelajaran yang kita lakukan.  

John Dewey dalam Mcgregor & Cartwright (2011) mengatakan bahwa refleksi adalah alat yang sangat penting untuk membantu kita menjadi guru yang selalu memikirkan tentang apa konsekuensi dari tindakan atau praktik pembelajaran yang kita lakukan. Dewey mengelompokkan guru berdasarkan tindakan yang diambil menjadi dua:  

  1. Tindakan rutin 
  2. Tindakan reflektif

Saat awal menjadi guru, Sebagian besar guru merasakan bahwa menjadi guru itu merupakan pekerjaan seperti orang kantoran lainnya berupa rutinitas berdasarkan jam kerja mulai dari pagi hingga selesai.  Semua itu terjadi karena akumulasi dari tindakan rutin yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari meminta murid untuk berbaris masuk ke dalam kelas, mengabsen, menyampaikan materi, atau memastikan murid tetap selalu fokus pada kegiatan pembelajaran yang kita berikan.  Bahkan kalimat instruksi yang kita berikan akan termasuk ke dalam tindakan rutin, misal: “Ibu tidak akan mulai pelajaran sebelum kalian semua duduk manis yaa..” Guru mengatakan hal tersebut sambil berdiri di depan kelas dengan kondisi tangan terlipat di dada.  Bahkan kita bisa juga melakukan rutinitas proses pembelajaran di dalam kelas atau praktik olahraga di luar kelas dengan cara itu-itu saja.  Semua tindakan rutinitas itu kadang membuat kita lupa dan mengabaikan bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki dari rutinitas itu.  Dewey mengatakan bahwa tindakan rutin hanya akan berkembang menjadi tindakan reflektif saat guru selalu mencari cara untuk memperbaiki caranya mengajar. 

Sebagai seorang guru PJOK, saya telah melakukan sejumlah tindakan reflektif dalam menjalankan peran saya. Saya secara rutin melakukan refleksi terutama setelah setiap sesi pembelajaran atau pelatihan, meninjau bagaimana materi diajarkan, tanggapan siswa, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, saya menyadari bahwa masih ada ruang untuk peningkatan. Terkadang saya terlalu terfokus pada rutinitas tertentu dalam pembelajaran, dan refleksi saya mungkin tidak cukup mendalam. Untuk menjadi seorang guru PJOK yang lebih reflektif, saya menyadari pentingnya untuk meningkatkan kesadaran terhadap tindakan rutin dan mencari cara untuk memperbaiki praktik pengajaran saya. Saya juga perlu berinteraksi dengan rekan kerja, belajar dari pengalaman, dan mengembangkan keterampilan refleksi melalui membaca literatur, mengikuti pelatihan, serta berpartisipasi dalam komunitas guru.

kita sebagai guru PJOK yang reflektif harus selalu memiliki Kebiasaan baik yang dilakukan kita sebagi guru PJOK adalah dengan selalu mengamati dan mengambil pelajaran untuk meningkatkan kompetensi. Guru PJOK yang Pintar dapat belajar dengan membaca buku, mengikuti pelatihan atau seminar, diskusi dengan teman sejawat, atau bergabung dengan komunitas-komunitas guru yang saat ini tumbuh sangat subur. Bahkan  dapat juga belajar menuliskan praktik-praktik baik selama mengajar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi guru lainnya. Dengan demikian kita dapat selalu mengevaluasi dan melakukan perbaikan -perbaikan pada kualitas mengajarnya. selain itu juga kita sebagai guru PJOK yang reflektif harus juga bisa dan selalu melakukan :

  1. Menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa
  2. Selalu melakukan refleksi untuk pembelajaran yang akan datang

 


PENDAHULUAN PPG PJOK

 


Modul 1.1

Ibu/Bapak guru PJOK, sebelum kita memulai mendalami tentang materi refleksi, pada bagian pendahuluan ini, mari kita mencoba menjawab pertanyaan di bawah.  Jawablah dengan mencoba menghubungkan apa yang Ibu/Bapak pikirkan dan rasakan saat membaca pertanyaan yang disajikan.  

 

Soal 1

Menurut pengalaman Ibu/Bapak sejauh mana urgensi/pentingnya mata pelajaran PJOK di sekolah? jelaskan.

Jawaban:

Menurut saya pelajaran PJOK sangat penting sekali di ajarkan di sekolah, karena dengan pembelajaran pendidikan jasmani dapat melatih kebugaran peserta didik, mendorong perkembangan motorik, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta memiliki kemampuan fisik, mental, spiritual, emosional, sportifitas, intelektuak dan kerjasama, serta mendukung kegiatan pola hidup sehat yang akan membantu perkembangan pertumbuhan yang baik.

 

Soal 2

Jika ada suatu otoritas (pemerintah) akan meniadakan mata pelajaran PJOK dari kurikulum, bagaimana menurut Ibu/Bapak?

Jawaban:

Saya tidak setuju karena dengan adanya pelajaran pjok di sekolah selain dapat membantu perkembangan motorik dan kebugaran siswa juga bisa sebagai untuk kegiatan prestasi dalam hal olahraga sesuai dengan bakat dan minatnya siswa. karena dengan adanya pelajaran PJOK siswa dapat bertumbuh kembang dengan baik dan sebagai salah satu tercapainya tujuan pendidikan nasional yang menunjang pendidikan karakter bangsa.

Secara umum, paradigma dapat diartikan sebagai pola, model, atau kerangka kerja yang berfungsi sebagai standar acuan atau contoh untuk sesuatu hal. Dalam paradigma seseorang, biasanya mengandung keyakinan, praktik, dan asumsi yang mendasari proses suatu komunitas. Sebagai komunitas praktisi, disadari atau tidak sekelompok guru pendidikan jasmani memiliki paradigma. Nah, paradigma inilah yang seringkali membentuk cara seorang guru memahami dan melihat dunia di sekitarnya, dalam hal ini dunia pendidikan jasmani. Apakah paradigma seseorang dapat berubah? Tentu saja. Jika seorang guru mengalami perubahan paradigma maka guru tersebut akan berubah secara mendasar dalam konsep dasar, praktik, atau keyakinan dalam menjalankan profesinya. Perubahan ini mencerminkan sebuah perubahan signifikan dari cara berpikir atau pemahaman yang sudah ada, seringkali menghasilkan transformasi dalam pendekatan terhadap pemecahan masalah, penelitian, dan pandangan dunia secara keseluruhan. Pada intinya, perubahan paradigma mencerminkan perubahan yang mendalam dalam hal asumsi dan perspektif yang mendasari pemikiran dan tindakan profesinya sebagai guru, serta menghasilkan cara baru untuk mendekati masalah dan memahami dunia.

 


Kuatkan Pemahaman - Refleksi Perencanaan Pembelajaran PJOK

 


Modul 1.6.c

1.    Apa yang Ibu/Bapak harapkan dari peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan perencanaan yang Ibu/Bapak susun?

A.    Sikap:

1.     Antusias dan Bersemangat: Tunjukkan minat dan motivasi tinggi untuk mengikuti pelajaran.

2.     Aktif dan Partisipatif: Ikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh keterlibatan, baik secara individu maupun kelompok.

3.     Bertanggung Jawab: Selesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan tepat waktu dan penuh usaha.

4.     Disiplin: Patuhi tata tertib dan aturan yang berlaku di kelas.

5.     Sopan dan Santun: Jaga sikap dan perkataan saat berinteraksi dengan guru dan teman sekelas.

B.    Perilaku:

1.     Hadir tepat waktu: Datang ke kelas sebelum pelajaran dimulai.

2.     Perhatikan dengan seksama: Fokus dan konsentrasi dengarkan dengan seksama penjelasan guru dan materi pembelajara.

3.     Ikuti instruksi: Patuhi arahan dan petunjuk yang diberikan oleh guru.

4.     Ajukan pertanyaan: Jika ada hal yang tidak dimengerti, jangan ragu untuk bertanya kepada guru.

5.     Kerjakan tugas: Selesaikan tugas yang diberikan dengan sebaik mungkin.

6.     Berpartisipasi dalam diskusi: Berikan pendapat dan pemikiran dalam kegiatan diskusi kelas.

7.     Bekerja sama dengan teman: Saling membantu dan berkolaborasi dengan teman dalam menyelesaikan tugas dan kegiatan belajar.

 

2. Bagaimana cara Ibu/Bapak mengetahui ketika mereka telah berhasil mencapainya?

A. Observasi:

1.     Perhatikan Keaktifan Siswa: Amati tingkat partisipasi, antusiasme, dan fokus siswa selama proses pembelajaran.

2.     Perhatikan Pemahaman Siswa: Perhatikan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, menjawab pertanyaan, dan menyelesaikan tugas.

3.     Amati Interaksi Siswa: Amati bagaimana siswa berinteraksi dengan guru, teman sekelas, dan materi pembelajaran.

B. Penilaian:

1.     Berikan Tes dan Ujian : Gunakan tes dan ujian untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

2. Berikan Tugas dan Proyek : Berikan tugas dan proyek yang memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

3.     Lakukan Penilaian Diri dan Penilaian Teman Sebaya : Libatkan siswa dalam penilaian diri dan penilaian teman sebayanya untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemajuan belajar mereka.

C. Komunikasi :

1. Berkomunikasi dengan Siswa : Lakukan diskusi individual dengan siswa untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap materi dan kendala yang mereka hadapi.

2.  Berkomunikasi dengan Orang Tua : Adakan komunikasi dengan orang tua untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan belajar siswa di luar sekolah.

3. Gunakan Umpan Balik : Gunakan umpan balik dari siswa, orang tua, dan kolega untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Analisis Data :

1.     Kumpulkan dan Analisis Data Penilaian : Kumpulkan dan analisis data dari tes, tugas, dan penilaian lainnya untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam kemajuan belajar siswa.

2.     Gunakan Data untuk Memperbaiki Pembelajaran : Gunakan data yang diperoleh untuk memperbaiki strategi mengajar, materi pembelajaran, dan penilaian.

E. Indikator Non-Akademik :

1.     Perhatikan Perilaku dan Sikap Siswa : Amati perubahan positif dalam perilaku dan sikap siswa, seperti lebih percaya diri, kreatif, dan mandiri.

2.     Perhatikan Minat dan Motivasi Siswa : Amati peningkatan minat dan motivasi siswa dalam belajar dan mengeksplorasi pengetahuan baru.

3.     Perhatikan Kontribusi Siswa di Kelas : Perhatikan bagaimana siswa berkontribusi dalam menciptakan suasana belajar yang positif dan kolaboratif di kelas.

Penting untuk diingat bahwa pencapaian tujuan pembelajaran tidak hanya diukur dari hasil tes dan nilai. Guru juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek lain, seperti pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.

 

3. Apakah perencanaan pembelajaran yang Ibu/Bapak susun sudah mempertimbangkan  tingkat perkembangan, minat, dan kebutuhan khusus peserta didik? Jika iya, jelaskan dan jika tidak, mengapa?

Ya, karena dapat dilihat dari pada saat melakukan penilaian,tes dan ujian untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. dan kesesuaian dari tujuan pembelajaran yang berdiferensiasi.


 

4. Apa yang Ibu/Bapak maknai ketika menyusun perencanaan pembelajaran PJOK, jika dimulai dari capaian akhir yang diinginkan?

A. Menentukan Arah yang Jelas:

CAP berfungsi sebagai kompas yang mengarahkan seluruh komponen pembelajaran PJOK. Dengan menetapkan CAP di awal, guru memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh peserta didik pada akhir pembelajaran. Hal ini membantu guru dalam memilih materi, merancang kegiatan belajar mengajar, dan mengembangkan instrumen penilaian yang tepat.

B.  Memfokuskan Pembelajaran pada Kemampuan:

CAP berfokus pada pengembangan kemampuan dan kompetensi peserta didik, bukan hanya penguasaan pengetahuan. Hal ini mendorong guru untuk merancang pembelajaran yang bermakna dan aplikatif, di mana peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan PJOK dalam kehidupan sehari-hari.

C. Meningkatkan Motivasi Belajar:

Ketika peserta didik mengetahui tujuan akhir pembelajaran, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. CAP membantu mereka melihat manfaat dan relevansi PJOK dengan kehidupan mereka.

D.    Mendukung Diferensiasi Pembelajaran:

CAP menjadi dasar bagi guru untuk melakukan diferensiasi pembelajaran, yaitu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan individu peserta didik. Guru dapat merancang berbagai tingkatan CAP dan menyediakan berbagai pilihan aktivitas belajar mengajar untuk mengakomodasi keragaman peserta didik.

E.    Membangun Keterampilan Abad 21:

CAP yang dirancang dengan baik dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Pembelajaran PJOK yang berfokus pada CAP mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah, bekerja sama dengan teman sebaya, dan mengeksplorasi berbagai solusi secara kreatif.

F. Meningkatkan Akuntabilitas Guru:

CAP menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran PJOK. Guru dapat mengevaluasi efektivitas pembelajaran berdasarkan pencapaian CAP oleh peserta didik. Hal ini mendorong guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa semua peserta didik mencapai potensi maksimal mereka.

Memulai perencanaan pembelajaran PJOK dengan CAP merupakan langkah awal yang krusial untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, efektif, dan bermakna. Dengan CAP sebagai panduan, guru dapat merancang pembelajaran yang berkualitas tinggi dan membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran mereka.