1.1.b.1.a.
Elaborasi Isi - Pengenalan Refleks
Mengapa Kita Melakukan Refleksi?
Refleksi sebetulnya
sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, memikirkan tentang apa
yang sudah terjadi, apa yang membuat itu terjadi, bagaimana kita menghadapi
atau mengatasi kejadian tersebut. Dalam peran kita sebagai guru, fokus
kita adalah merefleksikan sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan
dapat dilihat dari sisi bagaimana bertemunya antara teori dengan praktik untuk
meningkatkan kesadaran kita atas praktik pembelajaran yang kita
lakukan.
John Dewey dalam Mcgregor & Cartwright (2011) mengatakan bahwa refleksi adalah alat yang sangat penting untuk membantu kita menjadi guru yang selalu memikirkan tentang apa konsekuensi dari tindakan atau praktik pembelajaran yang kita lakukan. Dewey mengelompokkan guru berdasarkan tindakan yang diambil menjadi dua:
- Tindakan rutin
- Tindakan reflektif
Saat awal menjadi
guru, Sebagian besar guru merasakan bahwa menjadi guru itu merupakan pekerjaan
seperti orang kantoran lainnya berupa rutinitas berdasarkan jam kerja mulai
dari pagi hingga selesai. Semua itu terjadi karena akumulasi dari
tindakan rutin yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari meminta murid untuk
berbaris masuk ke dalam kelas, mengabsen, menyampaikan materi, atau memastikan
murid tetap selalu fokus pada kegiatan pembelajaran yang kita berikan.
Bahkan kalimat instruksi yang kita berikan akan termasuk ke dalam tindakan
rutin, misal: “Ibu tidak akan mulai pelajaran sebelum kalian semua duduk manis
yaa..” Guru mengatakan hal tersebut sambil berdiri di depan kelas dengan
kondisi tangan terlipat di dada. Bahkan kita bisa juga melakukan
rutinitas proses pembelajaran di dalam kelas atau praktik olahraga di luar
kelas dengan cara itu-itu saja. Semua tindakan rutinitas itu kadang
membuat kita lupa dan mengabaikan bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki dari
rutinitas itu. Dewey mengatakan bahwa tindakan rutin hanya akan
berkembang menjadi tindakan reflektif saat guru selalu mencari cara untuk
memperbaiki caranya mengajar.
Sebagai seorang guru PJOK, saya telah melakukan
sejumlah tindakan reflektif dalam menjalankan peran saya. Saya secara rutin
melakukan refleksi terutama setelah setiap sesi pembelajaran atau pelatihan,
meninjau bagaimana materi diajarkan, tanggapan siswa, dan pencapaian tujuan
pembelajaran. Namun, saya menyadari bahwa masih ada ruang untuk peningkatan.
Terkadang saya terlalu terfokus pada rutinitas tertentu dalam pembelajaran, dan
refleksi saya mungkin tidak cukup mendalam. Untuk menjadi seorang guru PJOK yang
lebih reflektif, saya menyadari pentingnya untuk meningkatkan kesadaran
terhadap tindakan rutin dan mencari cara untuk memperbaiki praktik pengajaran
saya. Saya juga perlu berinteraksi dengan rekan kerja, belajar dari pengalaman,
dan mengembangkan keterampilan refleksi melalui membaca literatur, mengikuti
pelatihan, serta berpartisipasi dalam komunitas guru.
kita sebagai guru PJOK yang reflektif harus selalu memiliki
Kebiasaan baik yang dilakukan kita sebagi guru PJOK adalah dengan selalu
mengamati dan mengambil pelajaran untuk meningkatkan kompetensi. Guru PJOK yang
Pintar dapat belajar dengan membaca buku, mengikuti pelatihan atau seminar,
diskusi dengan teman sejawat, atau bergabung dengan komunitas-komunitas guru
yang saat ini tumbuh sangat subur. Bahkan dapat juga belajar menuliskan
praktik-praktik baik selama mengajar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi guru
lainnya. Dengan demikian kita dapat selalu mengevaluasi dan melakukan
perbaikan -perbaikan pada kualitas mengajarnya. selain itu juga kita sebagai
guru PJOK yang reflektif harus juga bisa dan selalu melakukan :
- Menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa
- Selalu melakukan refleksi untuk pembelajaran yang akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar