LEMBAR
KERJA MODUL 2.5
PEMBELAJARAN
1: GALI PEMAHAMAN DIRI Waktu:
1 x 45 Menit |
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengingat kembali faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Bapak/Ibu Guru, selamat datang pada
kegiatan pembelajaran 1. Pada sesi ini, Bapak dan Ibu akan diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang
pengetahuan awal Bapak dan Ibu tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya sekolah.
1. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu
sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah
tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Sekolah
sebagai sebuah ekosistem terdiri dari berbagai komponen yang saling
berinteraksi dan mendukung satu sama lain. Berikut adalah beberapa bagian
yang ada dalam ekosistem sekolah: A. Komponen Biotik (Makhluk Hidup)
B. Komponen Abiotik (Benda Mati)
|
2. Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki
atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada
hal-hal yang kelihatan.
Sekolah
memiliki berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses
pendidikan. Selain sumber daya yang terlihat seperti gedung dan fasilitas,
ada juga sumber daya yang tidak terlihat namun sangat penting. Berikut adalah
beberapa di antaranya: A. Sumber
Daya yang Terlihat 1.
Fasilitas Fisik: Gedung sekolah, ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olahraga. 2.
Peralatan: Komputer, proyektor, alat tulis, dan
peralatan laboratorium. 3.
Buku dan Materi Pembelajaran: Buku teks, modul,
dan bahan ajar lainnya. B. Sumber
Daya yang Tidak Terlihat 1.
Sumber Daya Manusia: Kompetensi dan dedikasi guru,
kepala sekolah, dan staf administrasi. 2.
Kurikulum dan Program Pembelajaran: Struktur
kurikulum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa. 3.
Jaringan Kemitraan: Hubungan dengan komunitas,
alumni, dan organisasi lain yang dapat mendukung kegiatan sekolah 4.
Budaya Sekolah: Nilai-nilai, norma, dan etos kerja
yang diterapkan di sekolah. 5.
Teknologi dan Inovasi: Pemanfaatan teknologi untuk
pembelajaran, seperti e-learning dan aplikasi pendidikan 6.
Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang mampu menginspirasi dan memotivasi seluruh warga sekolah 7.
Dukungan Orang Tua dan Komunitas: Partisipasi
aktif orang tua dan komunitas dalam kegiatan sekolah.
|
3. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin
sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut,
terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber
daya yang ada?
Sosok
pemimpin atau kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam
ekosistem sekolah. Berikut adalah beberapa hal yang sering diingat dari
seorang pemimpin sekolah yang efektif: A.
Kepemimpinan dan Visi 1. Visi
yang Jelas: Kepala sekolah yang baik memiliki visi yang jelas untuk masa
depan sekolah dan mampu menginspirasi seluruh warga sekolah untuk bekerja
menuju visi tersebut. 2. Kepemimpinan
yang Inklusif: Mereka melibatkan semua pihak, termasuk guru, siswa, staf, dan
orang tua dalam pengambilan keputusan penting. B.
Pemanfaatan Sumber Daya 1. Optimalisasi
Sumber Daya Manusia: Kepala sekolah yang efektif mengenali potensi setiap
guru dan staf, serta memberikan pelatihan dan pengembangan profesional untuk
meningkatkan kompetensi mereka. 2. Pemanfaatan
Teknologi: Mereka mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan
administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 3. Jaringan
dan Kemitraan: Kepala sekolah yang baik membangun jaringan dengan komunitas,
alumni, dan organisasi lain untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya
tambahan. C.
Budaya dan Lingkungan Sekolah 1. Menciptakan
Budaya Positif: Mereka menanamkan nilai-nilai positif seperti integritas,
kerja keras, dan kerjasama dalam budaya sekolah. 2. Lingkungan
yang Mendukung: Kepala sekolah yang baik menciptakan lingkungan yang aman dan
mendukung bagi siswa dan guru untuk belajar dan mengajar. D.
Komunikasi dan Kolaborasi 1. Komunikasi
Efektif: Mereka memiliki kemampuan komunikasi yang baik, baik dengan siswa,
guru, staf, maupun orang tua. 2. Kolaborasi:
Kepala sekolah yang efektif mendorong kolaborasi antar guru dan staf untuk
menciptakan program pembelajaran yang inovatif dan efektif.
Contoh Nyata 1. Kepemimpinan
dalam Krisis: Misalnya, selama pandemi COVID-19, kepala sekolah yang baik
mampu mengarahkan sekolah untuk beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh
dan memastikan semua siswa tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 2. Inovasi
dalam Pembelajaran: Mereka mungkin memperkenalkan program-program baru
seperti STEM, seni, atau program literasi digital untuk meningkatkan
keterampilan siswa |
E. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam
hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada
di dalam dan sekitar sekolah?
Pemimpin
yang ideal dalam konteks sekolah memiliki peran yang sangat strategis dan
multifaset. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran tersebut: 1. Visi dan Misi v Menetapkan
Visi yang Jelas: Pemimpin yang ideal memiliki visi yang jelas untuk masa
depan sekolah dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada seluruh warga
sekolah. v Misi
yang Terarah: Mereka memastikan bahwa semua kegiatan dan program sekolah
selaras dengan visi dan misi tersebut. 2. Pengelolaan Sumber Daya v Optimalisasi
Sumber Daya Manusia: Mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi setiap guru,
staf, dan siswa. Memberikan pelatihan dan pengembangan profesional untuk
meningkatkan kompetensi. v Pemanfaatan
Teknologi: Mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran dan
administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. v Jaringan
dan Kemitraan: Membangun hubungan dengan komunitas, alumni, dan organisasi
lain untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya tambahan. 3. Budaya dan Lingkungan Sekolah v Menciptakan
Budaya Positif: Menanamkan nilai-nilai positif seperti integritas, kerja
keras, dan kerjasama dalam budaya sekolah. v Lingkungan
yang Mendukung: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa dan
guru untuk belajar dan mengajar. 4. Komunikasi dan Kolaborasi v Komunikasi
Efektif: Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan siswa, guru, staf,
dan orang tua. v Kolaborasi:
Mendorong kolaborasi antar guru dan staf untuk menciptakan program
pembelajaran yang inovatif dan efektif. 5. Inovasi dan Adaptasi v Inovasi
dalam Pembelajaran: Memperkenalkan program-program baru seperti STEM, seni,
atau program literasi digital untuk meningkatkan keterampilan siswa. v Adaptasi
dalam Krisis: Mampu mengarahkan sekolah untuk beradaptasi dengan situasi
krisis, seperti pandemi, dan memastikan semua siswa tetap mendapatkan
pendidikan yang berkualitas. 6. Kepemimpinan yang Inklusif v Melibatkan
Semua Pihak: Melibatkan semua pihak, termasuk guru, siswa, staf, dan orang
tua dalam pengambilan keputusan penting. |
F. Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem
sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah
memanfaatkan sumber daya sekolah?
Refleksi
diri dalam ekosistem sekolah adalah langkah penting untuk memahami sejauh
mana kita telah memanfaatkan sumber daya yang ada. Berikut adalah beberapa
pertanyaan reflektif yang dapat membantu Bapak dan Ibu dalam proses ini: 1. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia v Kolaborasi
dengan Rekan Kerja: Sejauh mana Bapak dan Ibu telah berkolaborasi dengan
rekan guru lainnya untuk merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang
inovatif? v Pengembangan
Profesional: Apakah Bapak dan Ibu telah memanfaatkan peluang pelatihan dan
pengembangan profesional yang disediakan oleh sekolah? 2. Pemanfaatan Teknologi v Integrasi
Teknologi dalam Pembelajaran: Bagaimana Bapak dan Ibu telah mengintegrasikan
teknologi dalam proses pembelajaran? Apakah sudah memanfaatkan e-learning,
aplikasi pendidikan, atau alat digital lainnya? v Penggunaan
Sumber Daya Digital: Sejauh mana Bapak dan Ibu telah memanfaatkan sumber daya
digital seperti perpustakaan online, video pembelajaran, atau platform
kolaboratif ? 3. Pemanfaatan Fasilitas Fisik v Penggunaan
Laboratorium dan Perpustakaan: Apakah Bapak dan Ibu telah memanfaatkan
fasilitas seperti laboratorium dan perpustakaan untuk mendukung pembelajaran
siswa? v Pemanfaatan
Ruang Kelas: Bagaimana Bapak dan Ibu telah mengatur dan memanfaatkan ruang
kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ? 4. Jaringan dan Kemitraan v Hubungan
dengan Komunitas: Sejauh mana Bapak dan Ibu telah membangun hubungan dengan
komunitas, orang tua, dan organisasi lain untuk mendukung kegiatan sekolah? v Kolaborasi
dengan Alumni: Apakah Bapak dan Ibu telah memanfaatkan jaringan alumni untuk
memberikan inspirasi dan dukungan kepada siswa ? 5. Budaya dan Lingkungan Sekolah v Menciptakan
Budaya Positif: Bagaimana Bapak dan Ibu telah berkontribusi dalam menciptakan
budaya positif di sekolah? Apakah sudah menanamkan nilai-nilai seperti
integritas, kerja keras, dan kerjasama? v Lingkungan
yang Mendukung: Apakah Bapak dan Ibu telah menciptakan lingkungan yang aman
dan mendukung bagi siswa untuk belajar dan berkembang? 6. Inovasi dan Adaptasi v Inovasi
dalam Pembelajaran: Apakah Bapak dan Ibu telah memperkenalkan metode atau
program pembelajaran baru yang inovatif? v Adaptasi
dalam Situasi Krisis: Bagaimana Bapak dan Ibu telah beradaptasi dengan
situasi krisis, seperti pandemi, untuk memastikan siswa tetap mendapatkan
pendidikan yang berkualitas? |
Harapan:
Apa saja harapan pada diri Bapak dan
Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari
modul ini?
1.
Untuk Diri Sendiri
1.
Pengembangan Profesional: Harapan untuk terus
mengembangkan diri melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta
menerapkan pengetahuan baru dalam praktik sehari-hari. 2.
Kepemimpinan yang Efektif: Menjadi pemimpin yang lebih
baik dengan kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi siswa serta rekan
kerja. 3.
Inovasi dalam Pembelajaran: Menerapkan metode
pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. 4. Refleksi Diri:
Secara rutin melakukan refleksi diri untuk mengevaluasi kinerja dan mencari
cara untuk terus memperbaiki diri. |
2.
Untuk Peserta Didik
1.
Pengembangan Holistik: Harapan agar siswa berkembang
secara holistik, baik dari segi akademik, sosial, maupun emosional. 2.
Kemandirian dan Kreativitas: Mendorong siswa untuk
menjadi lebih mandiri, kreatif, dan berpikir kritis. 3.
Pembelajaran yang Menyenangkan: Menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan dan mendukung, sehingga siswa merasa termotivasi
untuk belajar. 4. Pencapaian
Potensi Maksimal: Membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka dengan
memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan. |
3.
Untuk Sekolah
1. Budaya
Positif: Membangun dan memperkuat budaya sekolah yang positif, inklusif, dan
mendukung. 2. Kolaborasi
dan Kemitraan: Meningkatkan kolaborasi antara guru, staf, siswa, dan orang
tua, serta membangun kemitraan dengan komunitas dan organisasi lain. 3. Inovasi
dan Teknologi: Mengintegrasikan inovasi dan teknologi dalam proses
pembelajaran dan administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 4.
Kualitas Pendidikan: Meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan dengan menerapkan praktik terbaik dan terus
mencari cara untuk berinovasi |
Apa
saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul
ini?
Berikut
adalah beberapa kegiatan, materi, dan manfaat yang diharapkan ada dalam modul
“Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”: A. Kegiatan 1. Workshop
dan Pelatihan: Sesi interaktif yang melibatkan simulasi dan studi kasus untuk
mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya. 2. Diskusi
Kelompok: Diskusi terstruktur dengan rekan sejawat untuk berbagi pengalaman
dan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya. 3. Proyek
Kolaboratif: Proyek yang melibatkan kolaborasi antar guru untuk merancang dan
mengimplementasikan strategi pengelolaan sumber daya di sekolah. 4. Refleksi
Diri: Kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kinerja pribadi dan menemukan area
yang perlu ditingkatkan. 5. Mentoring
dan Coaching: Sesi mentoring dengan pemimpin sekolah yang berpengalaman untuk
mendapatkan bimbingan dan umpan balik. B. Materi 1. Analisis
Sumber Daya: Teknik untuk menganalisis dan memetakan sumber daya yang ada di
sekolah, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat 2. Strategi
Pengelolaan Sumber Daya: Metode dan strategi untuk mengelola sumber daya
secara efektif dan efisien 3. Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset: Pendekatan untuk mengembangkan komunitas sekolah
dengan memanfaatkan aset yang ada 4. Teknologi
dalam Pendidikan: Cara memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan administrasi 5. Kepemimpinan
Inklusif: Prinsip-prinsip kepemimpinan yang inklusif dan partisipatif untuk
melibatkan semua pihak dalam pengambilan keputusan C. Manfaat 1. Peningkatan
Kompetensi: Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola sumber daya dan
memimpin sekolah. 2. Efisiensi
dan Efektivitas: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan
sumber daya sekolah. 3. Kolaborasi
yang Lebih Baik: Meningkatkan kolaborasi antar guru dan staf untuk
menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. 4. Pengembangan
Profesional Berkelanjutan: Mendorong pengembangan profesional berkelanjutan
bagi guru dan staf. 5. Peningkatan
Kualitas Pendidikan: Meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan
dengan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya. |
PEMBELAJARAN 2: IDENTIFIKASI KONSEP Waktu: 2 x 45 Menit |
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1.
Guru dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
ekosistem sekolah.
2.
Guru dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan
pendekatan berbasis masalah.
3.
Guru dapat memahami pengelolaan sumber daya yang ada
di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis
Aset (Asset Based Community
Development/ABCD).
4.
Guru dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki
lingkungan sekolahnya
Bapak/Ibu Guru, kali ini kita masuk
pada sesi pembelajaran 2, yaitu Identifikasi Konsep. Pada sesi pembelajaran
kali ini, Anda akan banyak melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep
dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan Berbasis Kekurangan dan
Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah Singkat Pendekatan Asset-Based Community Development, dan aset-aset dalam sebuah
komunitas. Aktivitas setelah membaca mandiri dilanjutkan dengan berdiskusi
bersama dengan guru lainnya pada Forum Diskusi. Sebelum melakukan telaah
materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut
ini:
Pertanyaan Pemantik
1.
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah
ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor
apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
A.
Faktor
Biotik (Makhluk Hidup)
1. Siswa:
Anak-anak yang belajar di sekolah.
2. Guru: Orang yang mengajar dan
mendidik siswa.
3. Kepala Sekolah: Pemimpin yang mengelola seluruh kegiatan di sekolah.
4. Staf Administrasi: Orang yang membantu dalam administrasi dan operasional sekolah.
5. Orang Tua:
Mereka yang mendukung pendidikan anak-anak di rumah.
6. Komunitas Sekolah: Termasuk alumni dan masyarakat sekitar yang berinteraksi dengan sekolah.
7. Tumbuhan dan Hewan: Tanaman di taman sekolah dan hewan peliharaan yang mungkin ada di
lingkungan sekolah.
B.
Faktor
Abiotik (Benda Mati)
1.
Gedung
Sekolah: Bangunan fisik tempat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
2.
Ruang
Kelas: Tempat siswa belajar setiap hari.
3.
Laboratorium: Fasilitas untuk eksperimen dan pembelajaran praktis.
4.
Perpustakaan: Tempat siswa dan guru mengakses berbagai sumber
belajar.
5.
Lapangan
Olahraga: Area untuk kegiatan
fisik dan olahraga.
6.
Sarana
dan Prasarana: Termasuk meja, kursi, komputer, dan alat tulis.
7.
Teknologi: Perangkat seperti komputer, proyektor, dan perangkat lunak pendidikan.
8.
Sumber
Daya Alam: Air, cahaya, dan udara
yang mendukung kehidupan di sekolah.
2.
Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah
berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
1. Pemimpin Visioner
v Menetapkan Visi dan Misi: Kepala sekolah harus memiliki visi yang jelas
untuk masa depan sekolah dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada
seluruh warga sekolah.
v Menginspirasi dan Memotivasi: Menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi guru,
staf, dan siswa untuk mencapai tujuan bersama.
2. Pengelola Sumber
Daya
v Optimalisasi Sumber Daya Manusia: Mengidentifikasi potensi setiap guru dan staf,
serta memberikan pelatihan dan pengembangan profesional untuk meningkatkan
kompetensi mereka.
v Pemanfaatan Teknologi: Mengintegrasikan teknologi dalam proses
pembelajaran dan administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
v Jaringan dan Kemitraan: Membangun hubungan dengan komunitas, alumni, dan
organisasi lain untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya tambahan.
3. Pembina Budaya
Sekolah
v Menciptakan Budaya Positif: Menanamkan nilai-nilai positif seperti
integritas, kerja keras, dan kerjasama dalam budaya sekolah.
v Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung
bagi siswa dan guru untuk belajar dan mengajar.
4. Komunikator
Efektif
v Komunikasi yang Jelas dan Terbuka: Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan
siswa, guru, staf, dan orang tua.
v Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antar guru dan staf untuk menciptakan program
pembelajaran yang inovatif dan efektif.
5. Inovator dan
Adaptator
v Inovasi dalam Pembelajaran: Memperkenalkan program-program baru seperti
STEM, seni, atau program literasi digital untuk meningkatkan keterampilan
siswa.
v Adaptasi dalam Krisis: Mampu mengarahkan sekolah untuk beradaptasi
dengan situasi krisis, seperti pandemi, dan memastikan semua siswa tetap
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
6. Pengambil
Keputusan yang Bijak
v Melibatkan Semua Pihak: Melibatkan semua pihak, termasuk guru, siswa,
staf, dan orang tua dalam pengambilan keputusan penting.
v Mendengarkan dan Menghargai Masukan: Mendengarkan dan menghargai masukan dari semua
anggota komunitas sekolah untuk perbaikan berkelanjutan.
7. Pengembang
Berkelanjutan
v Evaluasi dan Perbaikan: Secara rutin mengevaluasi kinerja sekolah dan
mencari cara untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
v Pengembangan Profesional: Mendorong pengembangan profesional berkelanjutan
bagi guru dan staf.
3.
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang
kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
1. Kemampuan
Kepemimpinan
v Visi dan Misi: Mampu menetapkan visi dan misi yang jelas untuk sekolah
dan menginspirasi seluruh warga sekolah untuk mencapainya.
v Pengambilan Keputusan: Mampu membuat keputusan yang bijak dan tepat
waktu, serta melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan.
2. Kemampuan
Manajerial
v Pengelolaan Sumber Daya: Mampu mengelola sumber daya manusia, finansial,
dan material secara efektif dan efisien.
v Perencanaan dan Organisasi: Mampu merencanakan dan mengorganisasi kegiatan
sekolah dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kemampuan
Komunikasi
v Komunikasi Efektif: Mampu berkomunikasi dengan jelas dan terbuka
dengan siswa, guru, staf, dan orang tua.
v Negosiasi dan Mediasi: Mampu melakukan negosiasi dan mediasi untuk
menyelesaikan konflik dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
4. Kemampuan Inovasi
dan Adaptasi
v Inovasi dalam Pembelajaran: Mampu memperkenalkan dan menerapkan metode
pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
v Adaptasi dalam Krisis: Mampu beradaptasi dengan cepat dalam situasi
krisis dan memastikan kelangsungan proses pendidikan.
5. Kemampuan
Pengembangan Profesional
v Pelatihan dan Pengembangan: Mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi guru dan staf, serta menyediakan peluang untuk pengembangan
profesional berkelanjutan.
v Mentoring dan Coaching: Mampu memberikan bimbingan dan dukungan kepada
guru dan staf untuk meningkatkan kinerja mereka.
6. Kemampuan
Membangun Jaringan
v Kemitraan dan Kolaborasi: Mampu membangun kemitraan dengan komunitas,
alumni, dan organisasi lain untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya
tambahan.
v Hubungan dengan Orang Tua: Mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang
tua dan melibatkan mereka dalam kegiatan sekolah.
7. Kemampuan Evaluasi
dan Refleksi
v Evaluasi Kinerja: Mampu mengevaluasi kinerja sekolah secara rutin dan
mencari cara untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
v Refleksi Diri: Mampu melakukan refleksi diri untuk mengevaluasi
kinerja pribadi dan menemukan area yang perlu ditingkatkan.
4.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah
dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
1. Perencanaan
Strategis
v Analisis Kebutuhan: Melakukan analisis kebutuhan untuk
mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan oleh sekolah.
v Rencana Jangka Panjang dan Pendek: Menyusun rencana strategis jangka panjang dan
pendek yang mencakup tujuan, sasaran, dan langkah-langkah untuk mencapainya.
2. Pengelolaan Sumber
Daya Manusia
v Rekrutmen dan Seleksi: Memastikan proses rekrutmen dan seleksi guru dan
staf dilakukan dengan baik untuk mendapatkan individu yang kompeten.
v Pengembangan Profesional: Menyediakan pelatihan dan pengembangan
profesional berkelanjutan bagi guru dan staf untuk meningkatkan kompetensi
mereka.
v Motivasi dan Retensi: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan
memotivasi untuk mempertahankan guru dan staf yang berkualitas.
3. Pemanfaatan
Teknologi
v Integrasi Teknologi: Mengintegrasikan teknologi dalam proses
pembelajaran dan administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
v Pelatihan Teknologi: Memberikan pelatihan kepada guru dan staf
tentang penggunaan teknologi terbaru dalam pendidikan.
4. Pengelolaan
Keuangan
v Anggaran yang Efektif: Menyusun anggaran yang mencerminkan prioritas
sekolah dan memastikan penggunaan dana yang efisien.
v Transparansi Keuangan: Memastikan transparansi dalam pengelolaan
keuangan dan melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan
keuangan.
5. Pemeliharaan
Fasilitas
v Perawatan Rutin: Melakukan perawatan rutin terhadap fasilitas sekolah
untuk memastikan kondisi yang baik dan aman.
v Pengembangan Infrastruktur: Merencanakan dan melaksanakan pengembangan
infrastruktur sesuai dengan kebutuhan sekolah.
6. Kolaborasi dan
Kemitraan
v Hubungan dengan Komunitas: Membangun hubungan yang baik dengan komunitas,
orang tua, dan organisasi lain untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya
tambahan.
v Kemitraan dengan Alumni: Memanfaatkan jaringan alumni untuk memberikan
inspirasi dan dukungan kepada siswa.
7. Evaluasi dan
Refleksi
v Evaluasi Kinerja: Secara rutin mengevaluasi kinerja sekolah dan mencari
cara untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
v Refleksi Diri: Melakukan refleksi diri untuk mengevaluasi kinerja
pribadi dan menemukan area yang perlu ditingkatkan.
8. Inovasi dan
Adaptasi
v Inovasi dalam Pembelajaran: Memperkenalkan metode pembelajaran yang inovatif
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
v Adaptasi dalam Krisis: Mampu beradaptasi dengan cepat dalam situasi
krisis dan memastikan kelangsungan proses pendidikan.
5.
Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang
sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
1. Kualitas
Pembelajaran
v Fasilitas yang Memadai: Fasilitas seperti ruang kelas yang nyaman,
laboratorium yang lengkap, perpustakaan yang kaya akan sumber belajar, dan
akses teknologi yang baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
v Penggunaan Teknologi: Teknologi seperti komputer, proyektor, dan
perangkat lunak pendidikan dapat membantu guru menyampaikan materi dengan cara
yang lebih menarik dan interaktif.
2. Motivasi dan
Keterlibatan Siswa
v Lingkungan yang Mendukung: Fasilitas yang baik menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung dan nyaman, yang dapat meningkatkan motivasi dan
keterlibatan siswa.
v Aktivitas Ekstrakurikuler: Fasilitas seperti lapangan olahraga, ruang seni,
dan laboratorium sains memungkinkan siswa untuk terlibat dalam berbagai
aktivitas ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan keterampilan dan minat
mereka di luar akademik
3. Hasil Belajar
v Pengaruh Positif: Penelitian menunjukkan bahwa fasilitas belajar yang
baik memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
v Kesiapan Belajar: Fasilitas yang lengkap juga membantu meningkatkan
kesiapan belajar siswa.
4. Pengembangan
Keterampilan
v Keterampilan Abad 21: Fasilitas yang mendukung penggunaan teknologi
dan pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan
komunikasi
v Pembelajaran Praktis: Laboratorium dan fasilitas praktis lainnya
memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung, yang dapat
memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran
6.
Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah
kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah?
Jelaskan!
1. Pemanfaatan
Fasilitas Fisik
v Ruang Kelas: Apakah ruang kelas digunakan secara optimal untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif? Misalnya, pengaturan meja dan kursi yang mendukung
interaksi dan kolaborasi siswa.
v Laboratorium: Sejauh mana laboratorium sains dan komputer digunakan
untuk pembelajaran praktis? Apakah siswa memiliki akses rutin untuk melakukan
eksperimen dan proyek?
v Perpustakaan: Apakah perpustakaan dimanfaatkan secara maksimal oleh
siswa dan guru untuk mengakses sumber belajar tambahan? Apakah ada program
literasi yang mendorong siswa untuk membaca lebih banyak?
2. Penggunaan
Teknologi
v Integrasi dalam Pembelajaran: Apakah teknologi seperti komputer, proyektor,
dan perangkat lunak pendidikan digunakan secara rutin dalam proses
pembelajaran? Apakah guru terlatih untuk menggunakan teknologi ini secara
efektif?
v E-Learning: Apakah platform e-learning dan aplikasi pendidikan digunakan untuk
mendukung pembelajaran jarak jauh atau blended learning? Apakah siswa dan guru
merasa nyaman menggunakan teknologi ini?
3. Pengelolaan Sumber
Daya Manusia
v Pelatihan dan Pengembangan: Apakah guru dan staf mendapatkan pelatihan dan
pengembangan profesional yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka?
Apakah ada program mentoring dan coaching yang efektif?
v Kolaborasi Antar Guru: Apakah ada budaya kolaborasi di antara guru
untuk berbagi praktik terbaik dan mengembangkan program pembelajaran yang
inovatif?
4. Pengelolaan
Keuangan
v Anggaran yang Efektif: Apakah anggaran sekolah dialokasikan dengan
bijak untuk mendukung prioritas pendidikan? Apakah ada transparansi dalam
pengelolaan keuangan?
v Penggunaan Dana: Apakah dana yang tersedia digunakan untuk memperbaiki
fasilitas, membeli peralatan baru, atau mengembangkan program pembelajaran yang
inovatif?
5. Hubungan dengan
Komunitas
v Kemitraan dengan Orang Tua: Apakah orang tua terlibat dalam kegiatan sekolah
dan mendukung proses pembelajaran di rumah? Apakah ada komunikasi yang efektif
antara sekolah dan orang tua?
v Kolaborasi dengan Komunitas: Apakah sekolah memiliki kemitraan dengan
komunitas lokal, alumni, dan organisasi lain untuk mendapatkan dukungan dan
sumber daya tambahan?
6. Evaluasi dan
Refleksi
v Evaluasi Rutin: Apakah ada evaluasi rutin terhadap penggunaan sumber
daya sekolah? Apakah hasil evaluasi digunakan untuk membuat perbaikan yang
diperlukan?
v Refleksi Diri: Apakah guru dan staf secara rutin melakukan refleksi
diri untuk mengevaluasi kinerja mereka dan mencari cara untuk meningkatkan
efektivitas penggunaan sumber daya?
7.
Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk
memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas
pembelajaran murid?
1. Pendekatan
Berbasis Aset
v Identifikasi Aset: Fokus pada kekuatan dan aset yang sudah dimiliki
sekolah, seperti kompetensi guru, fasilitas yang ada, dan dukungan komunitas
v Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (ABCD): Menggunakan pendekatan ABCD untuk
mengorganisasikan dan memanfaatkan aset yang ada secara lebih efektif
2. Kolaborasi dan
Kemitraan
v Kemitraan dengan Komunitas: Membangun kemitraan dengan komunitas lokal,
perusahaan, dan organisasi non-profit untuk mendapatkan dukungan tambahan, baik
dalam bentuk dana, fasilitas, maupun program pembelajaran
v Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah dan
program pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung
3. Optimalisasi
Penggunaan Fasilitas
v Jadwal yang Efisien: Mengatur jadwal penggunaan ruang kelas,
laboratorium, dan fasilitas lainnya secara efisien untuk memastikan semua
sumber daya digunakan secara optimal
v Pemanfaatan Ruang Terbuka: Menggunakan ruang terbuka di sekolah untuk
kegiatan pembelajaran di luar ruangan, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan
motivasi siswa
4. Inovasi dalam
Pembelajaran
v Pembelajaran Berbasis Proyek: Menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek
yang memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman langsung dan kolaborasi.
v Teknologi Pendidikan: Memanfaatkan teknologi seperti e-learning,
aplikasi pendidikan, dan alat digital lainnya untuk mendukung proses
pembelajaran.
5. Pengembangan
Profesional Guru
v Pelatihan dan Workshop: Menyediakan pelatihan dan workshop bagi guru
untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan teknologi dan metode
pembelajaran inovatif.
v Mentoring dan Coaching: Menerapkan program mentoring dan coaching untuk
mendukung pengembangan profesional guru secara berkelanjutan.
6. Evaluasi dan
Refleksi
v Evaluasi Rutin: Melakukan evaluasi rutin terhadap penggunaan sumber
daya dan hasil pembelajaran untuk mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan.
v Refleksi Diri: Mendorong guru dan staf untuk melakukan refleksi diri
secara rutin untuk mengevaluasi kinerja mereka dan mencari cara untuk
meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya.
8.
Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di
lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
1. Kolaborasi dengan
Komunitas
v Program Kemitraan: Sekolah dapat menjalin kemitraan dengan
komunitas lokal, seperti perusahaan, organisasi non-profit, dan pemerintah
daerah untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk dana, fasilitas, atau program
pembelajaran.
v Kegiatan Sosial: Melibatkan siswa dalam kegiatan sosial di komunitas,
seperti kerja bakti, kunjungan ke panti asuhan, atau proyek lingkungan, untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab sosial dan keterampilan interpersonal.
2. Pemanfaatan Sumber
Daya Alam
v Pembelajaran di Luar Ruangan: Menggunakan taman, kebun, atau area hijau di
sekitar sekolah untuk kegiatan pembelajaran di luar ruangan. Misalnya,
pelajaran biologi dapat dilakukan di taman sekolah untuk mempelajari ekosistem
secara langsung.
v Proyek Lingkungan: Mengajak siswa untuk terlibat dalam proyek
lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, atau pembuatan kompos,
untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan keterampilan praktis.
3. Kerjasama dengan
Institusi Pendidikan Lain
v Pertukaran Pelajar: Mengadakan program pertukaran pelajar dengan
sekolah lain di sekitar untuk memperluas wawasan siswa dan memperkaya
pengalaman belajar mereka.
v Kegiatan Bersama: Mengadakan kegiatan bersama dengan sekolah lain,
seperti lomba akademik, olahraga, atau seni, untuk meningkatkan kompetisi sehat
dan kolaborasi antar siswa.
4. Pemanfaatan
Fasilitas Publik
v Kunjungan Edukatif: Mengorganisir kunjungan edukatif ke
tempat-tempat seperti museum, perpustakaan umum, pusat sains, atau perusahaan
lokal untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan praktis.
v Pemanfaatan Fasilitas Olahraga: Menggunakan fasilitas olahraga publik, seperti
lapangan atau kolam renang, untuk kegiatan ekstrakurikuler atau pelajaran
olahraga.
5. Dukungan dari
Orang Tua dan Alumni
v Partisipasi Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah,
seperti menjadi narasumber dalam kelas, membantu dalam kegiatan
ekstrakurikuler, atau mendukung program sekolah.
v Jaringan Alumni: Memanfaatkan jaringan alumni untuk memberikan
inspirasi, bimbingan karir, atau dukungan finansial bagi program-program
sekolah.
Contoh Pemanfaatan
Lingkungan Sekitar
v Proyek Kebun Sekolah: Beberapa sekolah telah memanfaatkan lahan kosong
di sekitar sekolah untuk membuat kebun sekolah. Siswa belajar menanam dan
merawat tanaman, yang tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang
pertanian tetapi juga mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama.
v Kunjungan Industri: Sekolah dapat mengatur kunjungan ke pabrik atau
perusahaan lokal untuk memberikan siswa wawasan tentang dunia kerja dan
industri yang ada di sekitar mereka.
v Program Adopsi Sungai: Sekolah dapat mengadopsi sungai atau area
lingkungan tertentu untuk dijaga kebersihannya oleh siswa, yang dapat
meningkatkan kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah
suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif
menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya,
baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Mereka pun mengatakan bahwa
saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan
mengungkap hal yang baik dan benar. Mata yang mampu membukakan kemungkinan
perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah berjalan baik. Bila
sebuah organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka
kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan
meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.
Pendekatan ABCD (Asset-Based
Community Development)
Satuan
pendidikan sebagai sebuah komunitas, mempunyai hak mengatur, melaksanakan,
dan mengawasi kegiatan pendidikan agar efisiensi dan efektivitas
penyelenggara pendidikan dapat tercapai seperti yang diisyaratkan dalam
standar pengelolaan pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan
secara efektif dan efisien, tentu membutuhkan peran seluruh warga sekolah |
Apa yang dapat dikelola dari sekolah
Bpk/Ibu melalui pendekatan komunitas berbasis aset agar efisien dan efektif?
Pendekatan
komunitas berbasis aset (Asset-Based Community Development atau ABCD) adalah
metode yang berfokus pada pemanfaatan aset dan potensi yang sudah ada di
komunitas untuk menciptakan perubahan positif. Berikut adalah beberapa hal
yang dapat dikelola dari sekolah melalui pendekatan ini agar efisien dan
efektif: 1. Sumber
Daya Manusia v Guru dan Staf:
Mengidentifikasi keterampilan dan keahlian unik dari setiap guru dan staf,
serta memanfaatkannya untuk mengembangkan program pembelajaran yang inovatif
dan efektif v Siswa: Menggali
potensi dan bakat siswa untuk dilibatkan dalam proyek-proyek sekolah, seperti
klub sains, seni, atau olahraga, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan
motivasi mereka 2. Fasilitas
Sekolah v Ruang Kelas
dan Laboratorium: Mengoptimalkan penggunaan ruang kelas dan
laboratorium untuk berbagai kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler. v Perpustakaan:
Memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar yang aktif dengan
mengadakan program literasi, diskusi buku, dan pelatihan keterampilan 3. Teknologi v Perangkat
Digital: Menggunakan perangkat digital yang ada, seperti komputer dan proyektor,
untuk mendukung pembelajaran interaktif dan e-learning v Platform
Online: Memanfaatkan platform online untuk kolaborasi antara guru, siswa, dan
orang tua, serta untuk mengakses sumber belajar tambahan 4. Komunitas
Sekitar v Kemitraan
dengan Komunitas: Membangun kemitraan dengan komunitas lokal, seperti
perusahaan, organisasi non-profit, dan pemerintah daerah, untuk mendapatkan
dukungan dalam bentuk dana, fasilitas, atau program pembelajaran v Kegiatan
Sosial: Melibatkan siswa dalam kegiatan sosial di komunitas, seperti kerja
bakti, kunjungan ke panti asuhan, atau proyek lingkungan, untuk mengembangkan
rasa tanggung jawab sosial dan keterampilan interpersonal 5. Program
Ekstrakurikuler v Klub dan
Organisasi: Mengembangkan berbagai klub dan organisasi siswa yang
sesuai dengan minat dan bakat mereka, seperti klub sains, seni, olahraga,
atau debat v Proyek
Lingkungan: Mengajak siswa untuk terlibat dalam proyek
lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, atau pembuatan
kompos, untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan keterampilan praktis 6. Dukungan
dari Orang Tua dan Alumni v Partisipasi
Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah, seperti
menjadi narasumber dalam kelas, membantu dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau
mendukung program sekolah v Jaringan
Alumni: Memanfaatkan jaringan alumni untuk memberikan inspirasi, bimbingan
karir, atau dukungan finansial bagi program-program sekolah |
Aset –Aset dalam
Sebuah Komunitas
Standar sarana dan prasarana merupakan
kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sekolah berkaitan dengan tempat
belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, laboratorium, perpustakaan,
bengkel kerja, tempat bermain, dan lainnya
|
Apabila
sekolah Bpk/Ibu hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan
prasarana, apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bpk untuk tetap menghasilkan
kualitas pendidikan yang optimal?
Meskipun
sekolah hanya memiliki kriteria minimal dari standar sarana dan prasarana,
ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk tetap menghasilkan kualitas
pendidikan yang optimal: 1. Pemanfaatan
Sumber Daya yang Ada v Optimalisasi
Ruang Kelas: Mengatur ruang kelas dengan cara yang mendukung
pembelajaran aktif dan kolaboratif. Misalnya, mengatur meja dan kursi dalam
kelompok untuk diskusi dan kerja sama. v Penggunaan
Fasilitas Secara Bergantian: Mengatur jadwal penggunaan
fasilitas seperti laboratorium dan perpustakaan agar semua siswa dapat
memanfaatkannya secara bergantian. 2. Inovasi
dalam Pembelajaran v Metode
Pembelajaran Aktif: Menggunakan metode pembelajaran aktif seperti diskusi
kelompok, proyek berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek untuk
meningkatkan keterlibatan siswa. v Pembelajaran
di Luar Ruangan: Memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk
kegiatan pembelajaran di luar ruangan, seperti pelajaran sains di taman atau
kegiatan olahraga di lapangan terbuka. 3. Pemanfaatan
Teknologi v E-Learning: Menggunakan
platform e-learning dan aplikasi pendidikan untuk mendukung pembelajaran
jarak jauh atau blended learning. Ini dapat membantu mengatasi keterbatasan
fasilitas fisik. v Sumber Daya
Digital: Memanfaatkan sumber daya digital seperti video pembelajaran, e-book,
dan materi online lainnya untuk memperkaya proses pembelajaran. 4. Kolaborasi
dan Kemitraan v Kemitraan
dengan Komunitas: Membangun kemitraan dengan komunitas lokal,
perusahaan, dan organisasi non-profit untuk mendapatkan dukungan tambahan,
baik dalam bentuk dana, fasilitas, maupun program pembelajaran. v Kolaborasi
dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah dan
program pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih
mendukung. 5. Pengembangan
Profesional Guru v Pelatihan dan
Workshop: Menyediakan pelatihan dan workshop bagi guru untuk meningkatkan
kompetensi mereka dalam menggunakan metode pembelajaran inovatif dan
teknologi pendidikan. v Mentoring dan
Coaching: Menerapkan program mentoring dan coaching untuk mendukung pengembangan
profesional guru secara berkelanjutan. 6. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia v Pemanfaatan
Potensi Guru dan Staf: Mengidentifikasi dan memanfaatkan keterampilan dan
keahlian unik dari setiap guru dan staf untuk mengembangkan program
pembelajaran yang inovatif dan efektif. v Kolaborasi
Antar Guru: Mendorong kolaborasi antar guru untuk berbagi praktik
terbaik dan mengembangkan program pembelajaran yang inovatif. 7. Evaluasi
dan Refleksi v Evaluasi
Rutin: Melakukan evaluasi rutin terhadap proses pembelajaran dan penggunaan
sumber daya untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. v Refleksi Diri: Mendorong
guru dan staf untuk melakukan refleksi diri secara rutin untuk mengevaluasi
kinerja mereka dan mencari cara untuk meningkatkan efektivitas penggunaan
sumber daya. |
Setelah menonton video, silakan
menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu Guru melalui pertanyan- pertanyaan berikut
ini:
1. Apakah perbedaan dari suasana kedua video yang baru saja kita
saksikan?
Perbedaan utama antara
pendekatan Deficit-Based Thinking dan Asset-Based
Thinking terletak pada fokus dan perspektif yang digunakan dalam melihat
individu atau komunitas. Berikut adalah perbedaan suasana dari kedua
pendekatan tersebut: A. Deficit-Based Thinking v Fokus pada Kelemahan: Pendekatan ini cenderung
melihat kekurangan, masalah, dan kebutuhan yang ada pada individu atau
komunitas. v Suasana Negatif: Karena fokusnya pada kekurangan
dan masalah, suasana yang tercipta sering kali negatif dan pesimis. v Pendekatan Eksternal: Solusi yang diusulkan
biasanya berasal dari luar komunitas atau individu, dengan asumsi bahwa
mereka tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi masalah mereka sendiri B. Asset-Based Thinking v Fokus pada Kekuatan: Pendekatan ini menekankan
pada kekuatan, potensi, dan sumber daya yang dimiliki oleh individu atau
komunitas. v Suasana Positif: Dengan fokus pada kekuatan dan
potensi, suasana yang tercipta lebih positif dan optimis. v Pendekatan Internal: Solusi yang diusulkan
berasal dari dalam komunitas atau individu, dengan asumsi bahwa mereka
memiliki kapasitas dan sumber daya untuk mengatasi tantangan mereka sendiri |
2. Suasana rapat yang manakah yang termasuk dalam contoh pendekatan
berbasis kekurangan dan manakah yang termasuk dalam pendekatan berbasis
aset/kekuatan?
Contoh Suasana Rapat dengan Pendekatan
Berbasis Kekurangan v
Fokus pada
Masalah: Rapat dimulai dengan daftar masalah dan kekurangan yang dihadapi
sekolah, seperti kurangnya fasilitas, rendahnya prestasi siswa, dan
keterbatasan anggaran. v
Nada Negatif:
Diskusi cenderung pesimis dan berfokus pada apa yang tidak berjalan dengan
baik. Misalnya, “Kita tidak memiliki cukup dana untuk memperbaiki
laboratorium sains, dan ini menghambat pembelajaran siswa.” v
Solusi Eksternal:
Solusi yang diusulkan sering kali berasal dari luar komunitas sekolah, dengan
asumsi bahwa sekolah tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi masalahnya
sendiri. Misalnya, “Kita perlu mencari bantuan dari luar untuk menyelesaikan
masalah ini.” Contoh Suasana Rapat dengan Pendekatan
Berbasis Aset/Kekuatan v
Fokus pada
Kekuatan dan Potensi: Rapat dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan dan
potensi yang dimiliki sekolah, seperti guru yang berdedikasi, siswa yang
berbakat, dan dukungan komunitas. v
Nada Positif:
Diskusi cenderung optimis dan berfokus pada apa yang bisa dilakukan dengan
sumber daya yang ada. Misalnya, “Kita memiliki guru yang sangat kreatif dalam
mengajar sains. Mari kita manfaatkan keterampilan mereka untuk mengembangkan
program pembelajaran yang inovatif.” v Solusi Internal: Solusi yang diusulkan berasal
dari dalam komunitas sekolah, dengan asumsi bahwa sekolah memiliki kapasitas
dan sumber daya untuk mengatasi tantangannya sendiri. Misalnya, “Kita bisa
mengadakan program penggalangan dana dengan melibatkan komunitas untuk
memperbaiki laboratorium sains.” |
3. Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau
dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang
menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang
dimiliki oleh sekolah? tuliskan pengalaman rapat yang pernah terjadi
Rapat antar guru atau
dengan kepala sekolah biasanya mencakup berbagai topik yang penting untuk
pengelolaan dan pengembangan sekolah. Berikut adalah beberapa topik umum yang
sering dibahas dalam rapat tersebut: Topik yang Sering Dibahas dalam Rapat
Sekolah v
Evaluasi Kinerja:
Membahas hasil belajar siswa, kinerja guru, dan efektivitas program
pembelajaran. v
Perencanaan dan
Pengembangan: Merencanakan kegiatan sekolah, program ekstrakurikuler, dan
pengembangan kurikulum. v
Masalah dan
Tantangan: Mengidentifikasi dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi
sekolah, seperti kekurangan fasilitas, anggaran, atau masalah disiplin siswa. v
Kekuatan dan
Prestasi: Merayakan keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai oleh siswa,
guru, atau sekolah secara keseluruhan. v
Pengembangan
Profesional: Membahas kebutuhan pelatihan dan pengembangan profesional bagi
guru dan staf. v
Kolaborasi dan
Kemitraan: Mencari peluang untuk kolaborasi dengan komunitas, orang tua, dan
organisasi lain. Pengalaman Rapat yang Pernah Terjadi Berikut
adalah contoh pengalaman rapat yang mungkin pernah terjadi di sekolah: Contoh 1: Rapat dengan Pendekatan Berbasis
Kekurangan Topik:
Evaluasi Kinerja Siswa v
Diskusi: Rapat
dimulai dengan membahas hasil ujian siswa yang kurang memuaskan. Guru-guru
mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang rendah, seperti
kurangnya fasilitas belajar dan keterbatasan waktu untuk mengajar. v
Nada: Suasana
rapat cenderung negatif, dengan fokus pada masalah dan kekurangan yang
dihadapi sekolah. v
Solusi: Kepala
sekolah mengusulkan untuk mencari bantuan dari luar, seperti mengajukan
permohonan dana tambahan atau mengundang narasumber eksternal untuk
memberikan pelatihan. Contoh 2: Rapat dengan Pendekatan Berbasis
Aset/Kekuatan Topik:
Pengembangan Program Ekstrakurikuler v
Diskusi: Rapat
dimulai dengan merayakan keberhasilan tim debat sekolah yang baru saja
memenangkan kompetisi. Guru-guru kemudian membahas bagaimana memanfaatkan
keterampilan dan minat siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler lainnya. v
Nada: Suasana
rapat positif, dengan fokus pada kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh
siswa dan guru. v Solusi: Guru-guru mengusulkan untuk mengembangkan
lebih banyak klub dan organisasi siswa, seperti klub sains, seni, dan
olahraga, dengan memanfaatkan keterampilan dan minat yang ada. Kepala sekolah
mendukung ide ini dan menawarkan untuk mencari kemitraan dengan komunitas
lokal untuk mendukung program tersebut. |
4. Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang
murid bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan
atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid
kita?
Dalam diskusi tentang
murid bersama sesama rekan guru, topik yang dibahas bisa sangat bervariasi.
Namun, sering kali, diskusi cenderung berfokus pada kekurangan atau masalah
yang dihadapi oleh murid, seperti kesulitan akademis, perilaku yang tidak
sesuai, atau tantangan pribadi. Berikut adalah beberapa contoh dari kedua
pendekatan tersebut: A. Pendekatan Berbasis Kekurangan v
Fokus pada
Masalah: Diskusi sering kali berfokus pada masalah yang dihadapi oleh murid,
seperti nilai yang rendah, ketidakmampuan untuk mengikuti pelajaran, atau
perilaku yang mengganggu. v
Nada Negatif:
Suasana diskusi cenderung negatif, dengan penekanan pada apa yang salah atau
perlu diperbaiki. Misalnya, “Murid ini selalu terlambat dan tidak pernah
menyelesaikan tugas tepat waktu.” v
Solusi Eksternal:
Solusi yang diusulkan sering kali berasal dari luar murid, seperti memberikan
lebih banyak tugas tambahan atau menghubungi orang tua untuk intervensi. B. Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan v
Fokus pada
Kekuatan dan Potensi: Diskusi berfokus pada kekuatan dan potensi yang
dimiliki oleh murid, serta bagaimana mengembangkannya lebih lanjut. Misalnya,
“Murid ini sangat kreatif dalam seni. Bagaimana kita bisa memanfaatkan
kreativitasnya untuk meningkatkan keterlibatannya dalam pelajaran lain?” v
Nada Positif:
Suasana diskusi lebih positif dan optimis, dengan penekanan pada apa yang
bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan murid. Misalnya, “Murid ini
memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik. Mari kita cari cara untuk
menantangnya lebih dalam pelajaran matematika.” v
Solusi Internal:
Solusi yang diusulkan berasal dari dalam murid, dengan asumsi bahwa mereka
memiliki kapasitas dan potensi untuk mengatasi tantangan mereka sendiri
dengan dukungan yang tepat.
|
PEMBELAJARAN 4: TELAAH KEMBALI Waktu: 1 x 45 Menit |
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1.
Merefleksikan hasil implementasi konsep dalam bentuk
aksi nyata di kelas/sekolah lewat blog
2.
Menyusun rencana tindak lanjut perbaikan dalam
meningkatkan diri untuk memahami materi dan implementasi/aksi nyata di
kelas/sekolah
Pada tahapan
ini silakan Bapak/Ibu merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan
dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini:
1.
Apa yang dimaksud dengan
‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah
Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seorang pemimpin yang
mampu mengidentifikasi, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif dan efisien. A.
Implementasi di Dalam Kelas 1.
Pembelajaran Kontekstual: Menggunakan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar. Misalnya, mengajak siswa belajar tentang
ekosistem dengan mengamati taman sekolah. 2.
Tutor Sebaya: Memanfaatkan siswa yang lebih pandai
dalam suatu mata pelajaran untuk membantu teman-temannya yang kesulitan. 3.
Pojok Baca dan Majalah Dinding: Membuat pojok baca di
kelas dan majalah dinding untuk menyalurkan minat dan bakat siswa dalam
membaca dan menulis. B.
Implementasi di Sekolah 1.
Kolaborasi Guru: Mendorong kolaborasi antar guru untuk
berbagi praktik terbaik dan mengembangkan program pembelajaran yang inovatif. 2.
Pemanfaatan Keahlian Staf: Memanfaatkan keahlian
khusus dari staf, seperti kemampuan IT, untuk mendukung kegiatan pembelajaran
dan administrasi. 3.
Program Ekstrakurikuler: Mengembangkan berbagai
klub dan organisasi siswa yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, seperti
klub sains, seni, dan olahraga. C.
Implementasi di Masyarakat Sekitar Sekolah 1.
Kemitraan dengan Komunitas: Membangun kemitraan
dengan komunitas lokal, perusahaan, dan organisasi non-profit untuk
mendapatkan dukungan tambahan. 2.
Kegiatan Sosial: Melibatkan siswa dalam kegiatan sosial di
komunitas, seperti kerja bakti atau proyek lingkungan, untuk mengembangkan
rasa tanggung jawab sosial. 3.
Kunjungan Edukatif: Mengorganisir kunjungan edukatif ke
tempat-tempat seperti museum, perpustakaan umum, atau perusahaan lokal untuk
memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan praktis.
|
2.
Jelaskan dan berikan
contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu
proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas
Pengelolaan
sumber daya yang tepat sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar
yang mendukung dan efektif. Berikut adalah penjelasan dan contoh bagaimana
pengelolaan sumber daya yang tepat dapat membantu proses pembelajaran murid
menjadi lebih berkualitas: 1. Optimalisasi
Fasilitas Sekolah v Penjelasan: Mengelola fasilitas
sekolah dengan baik, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan
area olahraga, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyediakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar. v Contoh: Sekolah yang memiliki
laboratorium sains yang lengkap dan teratur memungkinkan siswa untuk
melakukan eksperimen langsung, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka
tentang konsep-konsep sains secara praktis. 2. Pengembangan
Profesional Guru v Penjelasan: Investasi dalam
pelatihan dan pengembangan profesional guru dapat meningkatkan kualitas
pengajaran. Guru yang terlatih dengan baik dapat menggunakan metode
pembelajaran yang inovatif dan efektif. v Contoh: Guru yang mengikuti
workshop tentang teknologi pendidikan dapat mengintegrasikan alat digital
dalam pembelajaran, seperti menggunakan aplikasi interaktif untuk menjelaskan
materi matematika, sehingga siswa lebih tertarik dan memahami materi dengan
lebih baik. 3. Pemanfaatan
Teknologi v Penjelasan: Menggunakan teknologi
secara efektif dapat memperkaya proses pembelajaran dan memberikan akses ke
sumber daya pendidikan yang lebih luas. v Contoh: Sekolah yang
menyediakan akses ke platform e-learning memungkinkan siswa untuk belajar
secara mandiri di rumah, mengakses materi tambahan, dan berpartisipasi dalam
diskusi online dengan guru dan teman sekelas. 4. Kolaborasi
dengan Komunitas v Penjelasan: Membangun kemitraan
dengan komunitas lokal, perusahaan, dan organisasi non-profit dapat
memberikan dukungan tambahan dalam bentuk dana, fasilitas, atau program
pembelajaran. v Contoh: Sekolah yang bekerja
sama dengan perusahaan teknologi lokal untuk menyediakan program magang bagi
siswa dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga dan mempersiapkan
mereka untuk dunia kerja. 5. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia v Penjelasan: Mengelola sumber daya
manusia dengan baik, seperti memanfaatkan keahlian khusus dari staf dan guru,
dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan administrasi sekolah. v Contoh: Guru yang memiliki
keahlian dalam bidang seni dapat mengembangkan program ekstrakurikuler seni
yang menarik, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan siswa dalam seni
tetapi juga mengembangkan kreativitas dan kepercayaan diri mereka. 6. Pengelolaan
Keuangan yang Efektif v Penjelasan: Pengelolaan keuangan
yang baik memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan secara efisien untuk
mendukung kegiatan pembelajaran dan pengembangan sekolah. v Contoh: Sekolah yang
mengalokasikan dana untuk membeli buku-buku baru dan alat peraga pendidikan
dapat meningkatkan kualitas perpustakaan dan sumber belajar siswa, sehingga
mereka memiliki akses ke materi yang lebih beragam dan up-to-date |
3.
Ceritakan pula bagaimana
hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran
apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran
dalam modul ini.
Mengikuti
modul tentang Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber
Daya dapat membawa perubahan signifikan dalam cara pandang dan
pendekatan terhadap pengelolaan sumber daya di sekolah. Berikut adalah
refleksi tentang perubahan pemikiran sebelum dan sesudah mengikuti modul ini: Sebelum
Mengikuti Modul v Fokus pada Kekurangan: Sebelum mengikuti
modul, mungkin ada kecenderungan untuk lebih fokus pada kekurangan dan
masalah yang dihadapi oleh sekolah, seperti keterbatasan fasilitas, anggaran
yang minim, atau tantangan dalam mengelola siswa. v Pendekatan Tradisional: Pendekatan yang
digunakan mungkin lebih tradisional, dengan solusi yang sering kali berasal
dari luar komunitas sekolah dan kurang melibatkan potensi internal yang ada. v Kurangnya Kolaborasi: Mungkin ada kurangnya
kolaborasi antara guru, staf, dan komunitas dalam mengelola sumber daya dan
mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi. Sesudah
Mengikuti Modul v Fokus pada Kekuatan dan
Potensi:
Setelah mengikuti modul, ada perubahan pemikiran untuk lebih fokus pada
kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh sekolah, guru, siswa, dan komunitas.
Pendekatan berbasis aset/kekuatan menjadi lebih dominan. v Pendekatan Inovatif: Mengadopsi pendekatan
yang lebih inovatif dalam mengelola sumber daya, seperti menggunakan
teknologi pendidikan, mengembangkan program pembelajaran berbasis proyek, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. v Kolaborasi yang Lebih
Baik:
Meningkatkan kolaborasi antara guru, staf, siswa, orang tua, dan komunitas
dalam mengelola sumber daya dan mencari solusi bersama. Ini menciptakan
lingkungan yang lebih mendukung dan memberdayakan. v Pengembangan Profesional
Berkelanjutan:
Menyadari pentingnya pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru dan
staf untuk meningkatkan kompetensi dan efektivitas pengajaran. Contoh
Perubahan Pemikiran v Sebelum: “Kita tidak memiliki
cukup dana untuk memperbaiki laboratorium sains, dan ini menghambat
pembelajaran siswa.” v Sesudah: “Kita memiliki guru
yang sangat kreatif dalam mengajar sains. Mari kita manfaatkan keterampilan
mereka untuk mengembangkan program pembelajaran yang inovatif, dan kita bisa
mencari kemitraan dengan komunitas lokal untuk mendukung perbaikan
laboratorium.” Dampak
Positif v Motivasi dan Keterlibatan: Pendekatan berbasis
aset/kekuatan meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dan guru, karena
mereka merasa dihargai dan didukung. v Hasil Belajar yang Lebih
Baik:
Dengan fokus pada kekuatan dan potensi, hasil belajar siswa cenderung lebih
baik karena mereka belajar dalam lingkungan yang mendukung dan memberdayakan. v Komunitas yang Lebih Kuat: Kolaborasi yang lebih
baik dengan komunitas lokal menciptakan hubungan yang lebih kuat dan dukungan
yang lebih besar untuk sekolah. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar